Perempuan Karier di Usia Menopause Rentan Alami Diskriminasi di Tempat Kerja

Saras Bening Sumunar - Kamis, 11 Juli 2024
Stigma menopause menghambat karier perempuan.
Stigma menopause menghambat karier perempuan. Freepik

Survei juga menunjukkan bahwa 51 persen responden menginginkan peningkatan akomodasi di tempat kerja.

Akomodasi di tempat kerja sendiri adalah segala jenis penyesuaian terhadap suatu pekerjaan atau tempat kerja yang memungkinkan perempuan yang mengalami menopause melakukan fungsi-fungsi penting dari suatu pekerjaan.

Stigma Menopause Menghambat Pertumbuhan Karier Perempuan

Jika diperhatikan, menopause mulai terjadi bahkan di usia perempuan yang masih produktif bekerja.

Usia tersebut mungkin akan menjadi puncak karier seorang perempuan.

Sayangnya, hal ini justru bersinggungan dengan perubahan kinerja dan fase menopause yang dialami.

Belum lagi tentang stigma terkait anggapan bahwa perempuan yang mengalami menopause menjadi kurang mampu dan tidak produktif.

Padahal, banyak perempuan yang tetap memiliki kinerja tinggi dan berkontribusi secara signifikan di tempat kerja.

Baca Juga: Hapus Stigma Perempuan Tidak Boleh Angkat Beban, 5 Mitos Berikut Harusnya Tak Lagi Dipercaya

Tak hanya itu, menopause sering kali dipandang sebagai tanda penuaan yang dapat memperburuk diskriminasi usia dan gender di tempat kerja.

Perempuan mungkin merasa diabaikan untuk promosi atau peluang karier karena dianggap tidak lagi produktif.

"Perempuan yang berusia 40 sampai 49 tahun merasa sedikit lebih tidak berdaya dan kurang dihargai di tempat kerja," kata dr. Alyssa Dweck, seorang dokter kandugan dan kepala staf medis Bonafide.

Untuk mengatasi stigma menopause di tempat kerja, ada beberapa langkah yang perlu diambil perusahaan termasuk memberlakukan kebijakan yang mendukung.

Perusahaan dapat mengadopsi kebijakan yang mendukung, seperti fleksibilitas kerja, cuti kesehatan, dan akses ke dukungan medis.

Perusahaan juga perlu menciptakan budaya kerja yang inklusif dan mendukung semua karyawan, tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan, dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi.

Baca Juga: Cerita Zahra Muzdalifah Soal Stigma Perempuan yang Bermain Sepak Bola

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Tips Switch Career buat Perempuan: 2 Langkah Memulai Jalur Karier Baru