Parapuan.co - Perempuan karier dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam mencapai kesetaraan di dunia kerja, salah satunya adalah kesenjangan gaji.
Meskipun memiliki kualifikasi dan kinerja yang setara dengan laki-laki, perempuan masih sering menerima gaji yang lebih rendah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh situs pekerjaan Indeed terhadap 14.500 perempuan di seluruh dunia, lebih dari setengah (56%) perempuan karier percaya bahwa mereka tidak dibayar dengan cukup pada posisi mereka saat ini.
Dan jumlah yang hampir sama (57%) menyatakan bahwa paket kompensasi mereka secara keseluruhan tidak mencukupi.
“Di seluruh dunia, perempuan masih menghadapi hambatan besar dalam mencapai kemajuan di tempat kerja. Banyak perempuan berkontribusi setiap hari pada perusahaan atau organisasi mereka sambil juga harus mengurus keluarga dan tanggung jawab perawatan yang tidak setara lainnya di rumah – namun mereka dibayar rendah untuk pekerjaan yang mereka lakukan," ujar Jessica Jensen, Kepala Pemasaran di Indeed.
Hal ini semakin diperparah dengan keraguan yang dimiliki perempuan untuk meminta kenaikan gaji.
Bagaimana tidak? Hanya 43% perempuan karier merasa tidak nyaman meminta kenaikan gaji di tempat kerja.
Pekerja perempuan di Jepang (13%), Singapura (32%) dan Italia (38%) merupakan kelompok yang paling kecil kemungkinannya untuk meminta kenaikan gaji.
Sedangkan perempuan di India (65%) adalah kelompok yang paling mungkin meminta kenaikan gaji di tempat kerja.
Baca Juga: Perempuan Karier di Usia Menopause Rentan Alami Diskriminasi di Tempat Kerja
Alasan yang diberikan untuk tidak bertanya antara lain kurang percaya diri (28%) dan khawatir akan konsekuensi negatif (28%).
Sementara alasan-alasan lainnya berupa, tidak mempunyai kesempatan (24%), merasa tidak meminta kenaikan gaji adalah sebuah pilihan (24%), puas dengan kompensasi yang diterima (16%), dan tidak tahu berapa gaji yang sesuai dengan perannya (15 %).
Di saat yang bersamaan, perempuan karier ingin agar kesenjangan upah segera diatasi, namun mereka tidak berpikir hal ini akan terjadi dalam lima (54%) atau bahkan sepuluh tahun ke depan (41%).
Namun, para responden tidak kehilangan harapan, karena sekitar 54% perempuan karier yang disurvei percaya bahwa kesenjangan upah berdasarkan gender kemungkinan besar akan hilang dalam 50 tahun ke depan.
"Sedihnya, perempuan umumnya kurang nyaman jika dibandingkan laki-laki dalam meminta kenaikan gaji atau kompensasi yang adil, dan mereka seringkali tidak tahu cara mengakses alat yang tepat untuk menilai berapa besar mereka harus dibayar. Saya terdorong untuk melihat organisasi dan yurisdiksi mengambil langkah terdepan dalam transparansi gaji, dan kemajuan ini sangat penting untuk memastikan perempuan mendapatkan bayaran sesuai haknya dan dapat maju secara profesional," papar Jessica Jensen.
Kendati masih banyak perempuan yang merasa tidak nyaman meminta kenaikan gaji, namun dari mereka yang telah melakukannya, tiga dari empat (76%) benar-benar menerima kenaikan gaji.
Hasil ini cukup setara di semua negara. Jadi, jika Kawan Puan memiliki bukti bahwa pekerjaan kamu lebih berharga, ada baiknya kamu berani bicara untuk mendapatkan kenaikan gaji.
"Di Indeed, kami berkomitmen untuk membantu semua orang mengatasi hambatan dalam pekerjaan dan kemajuan karier, dan kami telah berinvestasi dalam transparansi gaji alat ini selama bertahun-tahun. Mari kita semua bergandengan tangan dalam mendukung transparansi ini dan memastikan perempuan mendapatkan upah yang setara dan maju dalam dunia kerja," tutupnya.
(*)
Baca Juga: RUU KIA Disahkan, Bagaimana Nasib Buruh Perempuan? Simak Penjelasannya!