Parapuan.co - Kawan Puan, pemberdayaan perempuan dan anak merupakan kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Namun, sering kali orang kurang paham bagaimana memberdayakan perempuan dan anak-anak.
Salah satu caranya ialah dengan memberikan hak dan kesempatan yang setara kepada perempuan.
Dengan memberikan hak dan kesempatan setara, kita bisa meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai aspek kehidupan.
Mulai dari kesejahteraan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta mengurangi kekerasan dan diskriminasi.
Melalui pendidikan, akses layanan kesehatan, dukungan hukum dan kebijakan, serta peningkatan kesadaran masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan inklusif.
Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak untuk mendapatkan hak-hak yang sama adalah tanggung jawab kita bersama.
Ini tentu saja memerlukan komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.
Komitmen ini juga diterapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Baca Juga: Mimpi Menteri PPPA Bintang Puspayoga: Raih Kesetaraan Gender di Tengah Budaya Patriarki
KemenPPPA terus berkomitmen memberikan yang terbaik bagi perempuan dan anak di Indonesia.
Tujuannya, guna memastikan tercapainya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan hak perempuan, dan perlindungan anak.
Terkait hal tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyatakan bahwa perempuan juga harus berdaya dan mandiri.
Hal ini disampaikan Bintang Puspayoga saat diwawancara eksklusif bersama PARAPUAN dan Nakita.id di kantor KemenPPPA RI di Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat (19/7/2024).
"Perempuan itu harus mempunyai mimpi dan mampu mewujudkannya, kemudian perempuan-perempuan Indonesia harus berdaya dan mandiri," papar Bintang Puspayoga.
"Berdayanya dalam arti yang lurus, tidak hanya berdaya secara ekonomi saja, tapi juga pemahaman aspek kecilnya kuat dipahami," ungkap Bintang Puspayoga dalam wawancara yang akan ditayangkan di kanal YouTube Cerita Parapuan.
Lebih lanjut, Bintang Puspayoga juga menyoroti isu-isu di mana perempuan sebaiknya mandiri dan tidak berdiam diri.
Mulai dari isu pengasuhan mengingat peran perempuan yang sudah menjadi ibu, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya.
Baca Juga: Perjuangan Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
"Saya melihat ketika perempuan itu mandiri, berdaya, dan isu-isu yang lainnya terkait dengan pengasuhan, peran kita sebagai ibu, itu akan bisa kita lakukan dengan baik," tutur Bintang.
Ia juga menambahkan, "Kemudian isu kekerasan, KDRT, pasti kita tidak akan mengalami. Kemudian juga perkawinan anak pasti bisa kita akan selesaikan."
"Karena bagaimana pun juga ketika kita berbicara masalah perkawinan anak, itu tidak hanya dari faktor budaya saja, tetapi juga faktor kemiskinan supaya lepas dari kehidupan anaknya itu," ujar Bintang lagi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri PPPA Bintang Puspayoga juga bercerita tentang buku "SAPA Untuk Negeri" yang ditulisnya.
Kata "SAPA" pada judul buku tersebut merupakan kepanjangan dari "Sahabat Perempuan dan Anak".
"Sebenarnya buku ini pertanggungjawaban saya selama 5 tahun di Kementerian ini. Kita sudah melakukan apa saja untuk perempuan dan anak, kita buat di sini," katanya kepada PARAPUAN dan Nakita.id.
Di sisi lain, KemenPPPA akan terus menguatkan koordinasi dan kemitraan dengan semua pihak terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Pasalnya, masalah perempuan anak adalah persoalan bangsa sehingga harus diselesaikan dengan bergotong-royong.
Bersatu bekerja memajukan perempuan dan melindungi anak. Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju.
Baca Juga: Festival Ekspresi Anak 2024: Hadirkan Kegiatan Seru untuk Menampung Suara Anak Indonesia
(*)