Parapuan.co - Berdasarkan data BPJS Kesehatan, beban pembiayaan penyakit tidak menular mencapai Rp24,1 triliun di 2022, naik dibandingkan tahun 2021 di angka Rp17,9 triliun.
Selain itu, data Bank Dunia menunjukkan total pembiayaan kesehatan mandiri (Out of Pocket Health Expenditure) Indonesia mencapai 34.76 persen – jauh di atas rekomendasi World Health Organization sebesar 20 persen.
Maka sebagai upaya preventif beban pembiayaan penyakit, penting untuk melakukan skrining kesehatan Cek Segitiga sedini mungkin.
Bukannya tanpa alasan. Hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes sering disebut sebagai "trias maut" karena komplikasi serius yang dapat ditimbulkannya.
Skrining kesehatan untuk ketiga penyakit ini, yang dikenal sebagai 'Cek Segitiga,' sangatlah penting untuk mendeteksi dini dan mencegah komplikasi tersebut.
Skrining kesehatan ini dapat mendeteksi penyakit pada tahap awal, bahkan sebelum muncul gejala.
Hal ini memungkinkan pengobatan lebih cepat dan efektif, sehingga meningkatkan peluang untuk mencapai kontrol yang optimal.
Lebih dari itu juga bisa menjadi pencegahan komplikasi, karena pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Dengan begitu, kita pun bisa meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Kita Tidak Boleh Mengabaikan Cek Kesehatan
Lantas siapa saja yang perlu skrining kesehatan Cek Segitiga?
Semua orang dewasa, terutama mereka yang memiliki faktor risiko, disarankan untuk melakukan Cek Segitiga secara berkala.
Adapun faktor risiko yang dimaksud adalah usia, riwayat keluarga, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu.
Sejalan dengan program transformasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah, PT Dexa Medica melalui Corporate Social Initiatives, dharma dexa, mengajak masyarakat Indonesia untuk skrining penyakit kronis 'Cek Segitiga'.
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya melakukan skrining kesehatan.
"Kita mengadakan acara tes segitiga; hipertensi, kolesterol, dan diabetes di enam kota dengan target lebih dari 2.000 pasien yang melakukan cek kesehatan gratis. Rangkaian acara ini digelar dalam rangka menuju HUT ke-55 Dexa Medica," ujar Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto di sela acara yang diadakan pada 21 Juli 2024 di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Menurut Hery, rangkaian acara ini akan menggandeng mitra yakni rumah sakit, apotek serta klinik.
Pada Cek Segitiga di Jakarta, Dexa Medica bekerja sama dengan RS Abdi Waluyo, aplikasi GoApotik, dan telemedicine dkonsul, hingga olahraga pound fit bersama dengan Stimuno Forte.
HiperBaca Juga: Sudah Bergerak Hari Ini? Ingat, Kurang Aktivitas Fisik Perbesar Peluang Kematian
Hery menyatakan bahwa acara ini juga bentuk dukungan Dexa Medica terhadap program pemerintah yakni mengutamakan upaya promotif dan preventif kesehatan.
"Kegiatan ini juga sebagai upaya edukasi ke masyarakat untuk hidup sehat, sesuai program promotif-preventif kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI, nantinya Dexa juga akan menggandeng lebih dari 1.000 Apotik dan Klinik, untuk program edukasi dan skrining kesehatan ini," imbuh Hery.
Dalam acara kali ini, masyarakat berkesempatan untuk memeriksa kesehatan secara gratis, mendapatkan konsultasi dokter dari RS Abdi Waluyo, edukasi dari apoteker, serta berpartisipasi dalam games olah raga interaktif.
Program 'Cek Segitiga' dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat.
Program ini mencakup tiga pemeriksaan utama yakni tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam 3 tahapan.
Yakni skrining dengan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, konsultasi untuk mendapatkan nasihat medis dari dokter, serta edukasi dengan mempelajari cara menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Corporate Affairs Director Dexa Group, Tarcisius Tanto Randy mengungkapkan bahwa acara ini sejalan dengan nilai inti perusahaan.
"Kita mewujudkan core value perusahaan kita yaitu Deal with Care, peduli atas sesama, jadi kita menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan untuk para pengunjung di GBK ini," kata Tarcisius.
Sejalan dengan upaya skrining kesehatan ini, harapannya dapat menurunkan prevalensi penyakit tidak menular dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan.
Baca Juga: Pola Hidup CERDIK, Bantu Jauhkan Tubuh dari Penyakit Tidak Menular
“Harapan ke depannya ada kontribusi terhadap penurunan beban pembiayaan penyakit tidak menular,” kata Tarcisius melanjutkan.
Pentingnya Skrining Kesehatan dan Perubahan Gaya Hidup
Pada skrining kesehatan, banyak warga dengan kolesterol tinggi terdeteksi di program skrining kesehatan.
Dokter RS Abdi Waluyo yang bertugas, dr. Armand Achmadsyah mengungkap bahwa warga dengan kolesterol tinggi tak hanya yang lanjut usia saja.
"Memang statistiknya sendiri nggak cuma pasien-pasien yang sudah tua, bahkan ada yang 24 tahun itu kolesterolnya sudah tinggi," kata dr. Armand.
Pada tahap pertama, dr. Armand menganjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol.
Setelah gaya hidup dan pola makan diubah namun angka kolesterol masih tinggi, barulah dilakukan terapi pengobatan.
"Skrining kesehatan sangat penting karena dengan kita skrining, kita jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," kata dr. Armand.
Dalam acara ini, brand Stimuno yang merupakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) fitofarmaka berbahan baku meniran, mendorong gaya hidup sehat dengan menggelar olah raga pound fit yang saat ini sedang digemari masyarakat.
(*)
Baca Juga: Perempuan dengan Riwayat Kolesterol Tinggi, Ini 5 Makanan yang Membantu Menurunkannya