Giwo Rubianto menjelaskan bahwa kebaya memiliki banyak arti untuk perempuan.
Termasuk sebagai lambang perjuangan, pemberdayaan, hingga kesetaraan perempuan.
"Kebaya melekat dengan arti perjuangan, pemberdayaan, kemandirian, dan kesetaraan perempuan Indonesia. Di mana bukan hanya kecantikan yang ditampilkan,"imbuhnya.
Bukan itu saja, kebaya juga memiliki arti pemberdayaan ekonomi perempuan.
Apalagi dari 64 juta UMKM di Indonesia, sebanyak 64 persen pelakunya adalah perempuan.
"Penggunaan kebaya juga melekat dengan arti pemberdayaan ekonomi perempuan di mana dari lapisan atas sampai lapisan alas kaki itu berkaitan dengan ekonomi kreatif, seperti sanggul, aksesori, tenun, batik, semua mengandung pemberdayaan ekonomi," jelas Giwo Rubianto lagi.
Kebaya Melambangkan Perjuangan Perempuan
Presiden Soekarno, pada tahun 1964 saat peringatan Kongres Wanita Indonesia yang ke-10 menyebut bahwa kebaya sangat melekat dengan perjuangan perempuan.
Baca Juga: Akhirnya Presiden Jokowi Tetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional
Bahkan salah satu pahlawan perempuan Indonesia, Malahayati menggunakan kebaya saat berperang melawan penjajah.
"Peran perempuan Indonesia sangat penting dalam revolusi kemerdekaan, artinya dalam kebaya sangat melekat perjuangan perempuan Indonsia," tegasnya.
Terakhir, Giwo Rubianto mengatakan bahwa adanya Hari Kebaya Nasional bukan sekadar peringatan, melainkan filter atas merebaknya budaya asing di Indonesia.
"Bagaimana kebaya ini bisa sebagai alat filter untuk merebaknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita," pungkasnya.
(*)