Tantangan Orang Tua Menghadapi Perubahan dari K13 ke Kurikulum Merdeka, Begini Solusinya!

Arintha Widya - Sabtu, 3 Agustus 2024
Bagaimana orang tua menghadapi perubahan kurikulum dari K13 ke Kurikulum Merdeka?
Bagaimana orang tua menghadapi perubahan kurikulum dari K13 ke Kurikulum Merdeka? imtmphoto

Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian sekolah di seluruh Indonesia telah menggunakan Kurikulum Merdeka sebagai pengganti Kurikulum 2013 atau K13.

Melihat bahwa sebagian menggunakan Kurikulum Merdeka sedangkan lainnya masih memakai K13, pemerintah segera mengambil tindakan.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Anindito Aditomo menyebut bahwa Kurikulum Merdeka akan bersifat wajib pada 2027 mendatang.

Untuk itu, rasanya setiap sekolah, guru, murid, bahkan orang tua hendaknya mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan kurikulum.

Dalam hal ini, orang tua bisa saja menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan pihak sekolah maupun guru dan anak-anak mereka sebagai siswa.

Apa tantangan yang dihadapi orang tua dengan adanya perubahan kurikulum, dan bagaimana mereka dapat menghadapinya?

Intip informasi yang dikutip dari komunitas Parent-Teacher Communication di LinkedIn berikut ini!

Keterlibatan Orang Tua dalam Pembelajaran Anak

Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan sering kali menjadi topik yang menantang bagi banyak orang tua.

Baca Juga: Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Peserta Didik yang Perlu Orang Tua Tahu

Kurikulum yang diperbarui atau diubah dapat memengaruhi cara anak-anak belajar dan bagaimana orang tua dapat mendukung mereka di rumah.

Keterlibatan orang tua dalam desain dan penilaian kurikulum dapat membawa berbagai manfaat.

Dengan keterlibatannya, orang tua dapat memberikan kontribusi terhadap relevansi, keragaman, dan kualitas konten serta aktivitas pembelajaran.

Perspektif, pengalaman, dan sumber daya yang dimiliki orang tua bisa membantu menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan, minat, dan tujuan siswa.

Selain itu, orang tua yang mendukung pembelajaran anak di rumah dapat memperkuat keterampilan dan pengetahuan yang diajarkan di sekolah.

Keterlibatan ini juga dapat mendorong hubungan positif antara orang tua dan guru yang didasarkan pada saling percaya, hormat, dan komunikasi.

Tantangan Keterlibatan Orang Tua

Namun, keterlibatan orang tua dalam desain dan penilaian kurikulum juga membawa beberapa tantangan.

Misalnya, orang tua mungkin memiliki harapan, pendapat, atau preferensi yang berbeda dengan guru atau orang tua lainnya.

Baca Juga: Mengenal Kurikulum Merdeka yang Jadi Pengganti K-13, Ini Perbedaannya

Tantangan lain yang bisa dirasakan orang tua, misalnya kekurangan waktu karena kesibukan kerja, terbatasnya pengetahuan dan keterampilan, kepercayaan diri untuk berpartisipasi secara efektif, atau merasa terintimidasi atau kewalahan oleh kompleksitas atau cakupan kurikulum.

Selain itu, guru mungkin menghadapi beberapa hambatan dalam melibatkan orang tua, seperti sumber daya yang terbatas, pelatihan atau dukungan yang kurang, atau perbedaan budaya atau bahasa.

Solusi dan Tips bagi Orang Tua dalam Menghadapi Perubahan Kurikulum

Kalau sudah begitu, jangan menyerah. Kawan Puan bisa melakukan hal-hal berikut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan pembelajaran anak:

1. Proaktif dan Responsif: Selalu berkomunikasi secara proaktif dan responsif dengan guru.

2. Terbuka dan Penuh Hormat: Bersikap terbuka dan penuh hormat (menghargai) saat memberikan umpan balik.

3. Realistis dan Fleksibel: Memiliki harapan yang realistis dan fleksibel tentang keterlibatan dan hasil yang diharapkan.

4. Dukung dan Dorong: Selalu mendukung dan mendorong pembelajaran anak.

5. Belajar dan Berkembang: Berusaha untuk belajar dan meningkatkan keterampilan, serta pengetahuan yang berkaitan dengan desain dan penilaian kurikulum.

Selain itu, orang tua harus memanfaatkan sumber daya yang ditawarkan oleh sekolah atau guru.

Dengan demikian, Kawan Puan dapat lebih efektif dalam mendukung pembelajaran anak dan membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif.

Baca Juga: Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Peserta Didik yang Perlu Orang Tua Tahu

(*)

Sumber: LinkedIn
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?