Tantangan yang Dihadapi Perempuan sebagai Pengasuh Utama Orang Tua

Saras Bening Sumunar - Rabu, 7 Agustus 2024
Tantangan yang dihadapi perempuan sebagai pengasuh utama orang tua.
Tantangan yang dihadapi perempuan sebagai pengasuh utama orang tua. Freepik

Parapuan.co - Dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan memiliki peran yang lebih aktif sebagai pengasuh utama orang tuanya.

Hal ini sontak menimbulkan pertanyaan, mengapa anak perempuan lebih mungkin menjadi caregiver orang tuanya, terutama yang sudah berusia lanjut, dibandingkan anak laki-laki?

Menurut laman Caregiver Family Alliancenormal sosial dan budaya memainkan peranan besar dalam menentukan peran gender dalam keluarga.

Di banyak budaya, terutama di Asia, perempuan diharapkan memiliki sifat yang lebih merawat dan peduli dibandingkan laki-laki.

Harapan ini sering kali berasal dari nilai-nilai tradisional yang melihat perempuan sebagai penjaga rumah tangga dan keluarga.

Anak perempuan sering kali dibesarkan dengan tugas-tugas domestik rumah tangga dan perawatan anggota keluarga, yang mempersiapkan mereka untuk peran pengasuh di kemudian hari.

Terlepas dari peran anak perempuan sebagai pengasuh pertama orang tuanya, ada berbagai tantangan yang dihadapi.

Mulai dari tantangan finansial hingga kondisi kesehatan mental. Apalagi, semakin sering anak berinteraksi dengan orang tuanya, semakin rentan pula perbedaan pendapat dan perselisihan.

Melansir dari laman Easy Livingini tantangan yang dihadapi anak perempuan sebagai caregiver orang tuanya.

Baca Juga: Kenapa Anak Perempuan Sering Menjadi Pengasuh Utama Orang Tuanya?

Tantangan Finansial

Anak perempuan yang menjadi pengasuh orang tua kerap menghadapi tantangan finansial.

Mengasuh orang tua sering kali membutuhkan biaya yang  besar, seperti biaya medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan.

Bagi anak perempuan yang mungkin juga harus menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga lainnya, beban finansial ini bisa sangat memberatkan.

Tak hanya tantangan finansial, anak perempuan juga kerap mengalami dilema karier.

Mengasuh orang tua bisa memengaruhi kariermu, terutama jika Kawan Puan harus mengurangi jam kerja atau bahkan berhenti bekerja untuk merawat orang tua.

Hal ini bisa berdampak pada prospek karier jangka panjang dan stabilitas keuanganmu.

Tantangan Emosional

Baca Juga: Manfaat Hybrid Working terhadap Pemberdayaan Perempuan, Bukan Sebatas Fleksibilitas

Mengurus orang tua yang sakit atau lanjut usia bisa menimbulkan beban emosional yang besar.

Kamu mungkin merasa stres, cemas, atau bahkan mengalami depresi karena melihat orang tua yang dulu kuat, kini membutuhkan bantuan.

Bukan itu saja, menjadi pengasuh utama bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mentalmu.

Apalagi jika tidak ada orang lain yang bergantian untuk menjadi caregiver.

Tugas yang berat, kurangnya waktu untuk diri sendiri, dan stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan, insomnia, dan bahkan depresi.

Kamu mungkin merasa kesulitan untuk menemukan waktu untuk merawat diri sendiri di tengah-tengah tugas merawat orang tua.

Menjadi pengasuh utama bagi orang tua adalah tugas yang penuh tantangan, terutama bagi anak perempuan yang sering kali diharapkan untuk mengambil peran ini.

Dari tekanan tantangan finansial hingga emosional nyatanya dapat memberikan dampak yang luar biasa pada kehidupanmu.

Penting untuk menghadapi tantangan ini dengan dukungan yang memadai dari keluarga agar para caregiver bisa merawat orang tua tanpa harus mengorbankan kesejahteraan mereka sendiri.

Baca Juga: 5 Cara Mendukung Perempuan Lain yang Sedang Mengalami Masa Sulit

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Hindari Menjelaskan Diri Sendiri Saat Bertengkar dengan Pasangan, Ini Alasannya