Beli Barang untuk Mengatasi Kesedihan? Bisa Jadi Kamu Impulsive Buying

Saras Bening Sumunar - Kamis, 8 Agustus 2024
Mengenal istilah impulsive buying yang rentan dialami perempuan.
Mengenal istilah impulsive buying yang rentan dialami perempuan. Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, pernah mendengar istilah impulsive buying?

Istilah impulsive buying belakangan viral di media sosial dan mungkin kita pernah melakukannya. 

Impulsive buying merujuk pada perilaku seseorang yang melakukan pembelian impulsif, tanpa pertimbangan matang.

Jika dibiarkan, perilaku ini bisa membahayakan karena dapat menyebabkan masalah finansial pada kita sebagai perempuan.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan impulsive buying lengkap dengan contohnya: 

Apa itu impulsive buying?

Mengutip dari laman The Economic Timesimpulsive buying adalah tindakan membeli suatu barang spontan tanpa pertimbangan yang matang.

Biasanya, dorongan untuk membeli sesuatu muncul tiba-tiba karena faktor emosional. Bisa juga karena pengaruh lingkungan seperti iklan, diskon, atau situasi tertentu.

Impulsive buying seringkali menyebabkan penyesalan setelah pembelian, terutama jika barang yang dibeli ternyata tidak terlalu dibutuhkan.

Baca Juga: Harga Bahan Pokok Meningkat, Ini Tips Atur Keuangan untuk Belanja

Bagaimana tanda seseorang termasuk impulsive buying?

1. Membeli Barang Tanpa Direncanakan

Salah satu tanda utama impulsive buying adalah sering membeli barang yang tidak direncanakan sebelumnya.

Apabila setiap Kawan Puan pergi berbelanja ada saja barang baru yang dibeli tanpa niat sebelumnya, ini bisa menjadi indikasi kita melakukan pembelian impulsif.

2. Sulit Menolak Penawaran atau Diskon

Orang yang melakukan impulsive buying biasanya sulit menolak penawaran atau diskon menarik.

Bahkan jika kamu sebenarnya tidak membutuhkan barang tersebut, tawaran diskon bisa membuat kita sangat tergoda untuk membelinya.

3. Membeli untuk Mengatasi Emosi

Baca Juga: Ini Rekomendasi Butik Brand Mewah di Tunjungan Plaza Surabaya

Pembelian impulsif sering kali dipicu oleh kondisi emosional, seperti stres, kesedihan, atau kebosanan.

Jika kamu sering berbelanja untuk mengatasi perasaan negatif, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu melakukan impulsive buying.

4. Mengalami Penyesalan Setelah Berbelanja

Jika kamu sering merasa menyesal setelah melakukan pembelian, ini bisa menjadi tanda kamu melakukan impulsive buying.

Penyesalan biasanya muncul karena barang yang dibeli tidak terlalu berguna atau menguras anggaran.

Apakah impulsive buying berbahaya?

Impulsive buying dapat menyebabkan masalah finansial, terutama jika dilakukan secara terus-menerus tanpa kendali.

Hal ini bisa mengakibatkan kamu menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak penting hingga akhirnya bisa mengganggu kestabilan keuanganmu.

Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menimbulkan penyesalan dan rasa bersalah. Pada akhirnya, kesejahteraan emosional mungkin akan terganggu. 

Baca Juga: Pentingnya Omnichannel sebagai Saluran Belanja Online dan Offline Masyarakat

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Komitmen untuk Bawa Perubahan, Frederick-Nanang: Sedikit Bicara, Banyak Bekerja