Parapuan.co - Kawan Puan memiliki anak yang mulai memasuki usia remaja?
Masa remaja adalah fase yang penuh dengan perubahan dan tantangan, baik untuk orang tua jugamanak.
Salah satu hal umum yang terjadi ketika masa remaja adalah munculnya perasaan suka atau crush pada orang lain.
Bagi remaja, memiliki crush rupanya menjadi bagian dari perkembangan emosional dan sosial mereka.
Namun, bagaimana dengan orang tua? Apa yang perlu dilakukan ketika anak remaja mulai memiliki ketertarikan dengan lawan jenis?
Mengutip dari laman Times of India, bagi orang tua rasa tertarik yang muncul dari dalam diri anak remaja menjadi momen membingungkan sekaligus mengkhawatirkan.
Banyak orang tua yang mungkin merasa tidak siap ketika harus menghadapi kenyataan bahwa anak mereka sudah mulai memiliki perasaan romantis.
Padahal, ini adalah fase yang sangat normal dalam pertumbuhan anak. Begitu juga dengan yang disampaikan oleh dr. Aarti Bakshi, psikolog perkembangan dan konsultan.
Biasanya, rasa tertarik ini muncul saat anak mulai memasuki usia 10 tahun ke atas.
Mereka mengekspresikan rasa suka ini dengan duduk bersama, berbagi mainan, atau bermain bersama.
Baca Juga: 7 Tips Mengajarkan Anak Remaja untuk Membantu Membersihkan Rumah
Bagaimana cara membicarakan rasa suka pada anak remaja?
Penting untuk diingat bahwa cara Kawan Puan merespons situasi ini bisa berdampak besar pada hubungan kamu dengan anak, serta perkembangan emosional mereka.
Di sisi lain, menghadapi situasi ini dengan bijak dan penuh pengertian akan membantu anak remajamu merasa didukung juga dimengerti. Menghadapi situasi dengan bijak juga memberikan kesempatan untuk mendidik mereka tentang hubungan yang sehat dan batas-batas pribadi.
Berikut beberapa langkah rinci yang bisa kamu ambil jika anak remajamu mulai memiliki crush, seperti:
1. Tetap Tenang dan Terbuka
Saat anakmu pertama kali mengungkapkan bahwa mereka memiliki crush, hal terpenting yang bisa dilakukan adalah tetap tenang dan terbuka.
Jangan menunjukkan reaksi terlalu berlebihan, baik itu dalam bentuk kekhawatiran atau kegembiraan yang berlebihan. Tanggapi dengan sikap yang ramah dan mendukung.
Hal ini akan membuat anak merasa nyaman untuk berbicara lebih lanjut denganmu tentang perasaan mereka.
Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja, Mulai dengan Memberi Dukungan
2. Dengarkan dengan Empati
Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik, biarkan anak menceritakan perasaannya tanpa interupsi atau penilaian.
Tanyakan bagaimana perasaannya, siapa orang yang mereka sukai, dan apa yang membuat mereka tertarik pada orang tersebut.
Mendengarkan secara empati, kamu menunjukkan bahwa kamu menghargai perasaan anak dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan diri.
3. Pantau Pergaulan Anak Tanpa Terlalu Mengontrol
Sebagai orang tua, kamu tentu ingin memastikan anakmu aman.
Namun, penting untuk menemukan keseimbangan antara memantau dan memberikan kebebasan.
Kenali teman-teman anakmu dan tetap awasi aktivitas mereka, hindari menjadi terlalu mengontrol.
Berikan kepercayaan pada anak untuk membuat keputusan, tetapi pastikan mereka tahu bahwa kamu selalu ada untuk mendukung jika mereka membutuhkan.
4. Diskusikan Pengaruh Media Sosial
Media sosial memiliki peran besar dalam kehidupan remaja saat ini, termasuk dalam urusan percintaan.
Bicarakan dengan anak tentang bagaimana media sosial dapat memengaruhi persepsi mereka tentang hubungan dan perasaan.
Ingatkan mereka tentang pentingnya privasi dan berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi atau perasaan mereka secara online.
5. Tetap Terkoneksi dengan Anak
Terakhir, pastikan bahwa kamu tetap memiliki hubungan yang kuat dengan anak remajamu.
Sering-seringlah menghabiskan waktu bersama, melakukan kegiatan yang mereka sukai, dan terus membangun komunikasi terbuka juga jujur.
Ini akan membuat mereka merasa lebih nyaman untuk berbicara denganmu tentang berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk tentang crush, dan hubungan romantis.
Menghadapi anak remaja yang mulai punya crush memang bisa menjadi tantangan, tetapi juga merupakan peluang besar untuk memperkuat hubungan kamu dengan anak.
Baca Juga: WHO Sebut Perempuan Rentan Alami Kekerasan dalam Hubungan Intim di Usia Remaja
(*)