Sementara itu, langit Nusa Dua yang semakin gelap pekat diperindah dengan penampilan penari asal Padang, Nan Jombang Dance Company di panggung Anarta.
Tak sampai di situ, petualangan seni di Indonesia Bertutur 2024 berlanjut ketika tim PARAPUAN membelah Bali dari Nusa Dua ke Ubud.
Perjalanan ini membawa tim PARAPUAN ke Arma Museum & Resort, dimana kami bisa menjadi lebih dekat dengan karya-karya seniman lokal dan mancanegara yang penuh cerita.
Di museum dengan taman yang rimbun ini tim PARAPUAN menjelajahi karya seniman lintas negara dengan berbagai macam medium.
Mulai dari melihat artefak seni karya Jason Lim bertajuk Untitled yang menyatukan esensi lanskap budaya Indonesia melalui medium pasir dengan cara yang halus.
Selain itu, video sepanjang 61 menit 290 detik karya seniman Serbia, Marina Abramovic, bertajuk Seven Death, seakan mengajak para penontonnya untuk merasakan sakitnya terjebak dalam hubungan yang toksik.
Seni dan Budaya untuk Menghubungkan Manusia dengan Alam
Pada perhelatan keduanya, Indonesia Bertutur 2024 mengambil tema Subak: Bersama Menuju Harmoni.
Baca Juga: Diinisiasi Andien, Pameran Pusparagam Seni Disabilitas Digelar di Jakarta
Seperti dijelaskan oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Ikon INTUR 2024, tema ini menjelaskan bagaimana hubungan manusia dengan alam.
"Kalau subak sendiri kan sebenarnya sebuah konsep yang terhubung banget manusia dengan alam. Dan bagaimana keterhubungan dengan alam ini adalah bagian dari kehidupan yang sangat spiritual sekali. Jadi ini keterhubungan dia (manusia) dengan entitas yang paling tinggi, yaitu Sang Pencipta, dengan alam, dan ke sesama manusia lain, yang mana itu bisa dilakukan secara sadar," ucap Dian Sastro saat ditemui di Nusa Dua.
Menurut Dian, manusia di zaman modern seperti sekarang ini sudah tidak terhubung satu sama lain.
"Enggak usah sama alam, atau sama Sang Pencipta, sama manusia lain aja yang satu bahasa atau dimensi yang sama aja, kita enggak terhubung, apalagi dengan yang tidak 'berbahasa' sama," ujar Dian mengingatkan.
Sehingga, tema Indonesia Bertutur 2024 kali ini pun diharapkan bisa me-reset ulang keterhubungan manusia dengan sesamanya dan alam agar lebih harmonis.
Di sisi lain, acara Intur juga punya misi lain yang tak kalah penting.
Dimana festival berskala besar ini diharapkan bisa menjadi langkah untuk bisa mengukuhkan budaya nasional sebagai identitas yang tak mudah tergerus zaman.
"Festival ini bukan hanya sekadar pameran seni, tapi juga upaya strategis memperkuat identitas budaya nasional, mendorong dialog antar budaya dan meningkatkan apresiasi pada warisan budaya Indonesia," ujar Irnie Wanda - Penelaah Teknis Kebijakan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek.
(*)
Baca Juga: Lestarikan Warisan Budaya, Indonesia Bertutur 2024 Jadikan Seni sebagai Jembatan