Dian Sastrowardoyo: Penting Membuat Seni yang Relevan dengan Generasi Muda

Citra Narada Putri - Senin, 19 Agustus 2024
Dian Sastrowardoyo ingatkan pentingnya membuat seni yang relevan dengan generasi muda.
Dian Sastrowardoyo ingatkan pentingnya membuat seni yang relevan dengan generasi muda. (Dok. Citra Narada/PARAPUAN)

Parapuan.co - Di tengah meriahnya kemajuan teknologi yang merajalela, apakah kita masih punya ruang untuk seni?

Apakah keindahan dan kreativitas telah tergerus oleh arus informasi yang berjalan begitu cepat dan deras?

Seni adalah jiwa dari sebuah peradaban, yang penting untuk dirawat dan dilestarikan dari generasi ke generasi.

Kendati demikian, untuk merawat seni agar bisa diteruskan ke generasi selanjutnya bukannya tanpa hambatan. 

Seperti disampaikan oleh Dian Sastrowardoyo, aktris, pelaku seni dan IKON Indonesia Bertutur 2024, tantangan untuk melestarikan budaya ini perlu diatasi sesegera mungkin.

"Sebenarnya adalah untuk membuat seni itu juga sangat relevan dan bisa dinikmati oleh generasi berikutnya," ujar Dian saat ditemui di acara Indonesia Bertutur 2024 di Nusa Dua, Bali (14/8).

Bukannya tanpa alasan, penting untuk kita bisa membuat seni sesuatu yang bisa dinikmati oleh generasi Z hingga alpha. 

"Kalau mereka bisa menikmati seni, maka akan tumbuh di antara mereka seniman-seniman baru. Karena mereka akan ter-introduce secara properly terhadap dunia seni," saran Dian yang baru saja membuat film pendek bertajuk Kotak

Menurutnya, apabila generasi muda sudah akrab dan terbiasa mengapresiasi seni, mereka jadi paham bahwa ide itu bisa diterjemahkan dalam berbagai macam bentuk. 

Baca Juga: Indonesia Bertutur 2024: Memelihara Kembali Keterhubungan Antarmanusia dengan Alam Lewat Seni

"Dan mereka akan nyaman sekali untuk mengeksplor kemungkinan untuk menjadi seorang seniman," tuturnya.

Ia pun menilai, dengan begitu dunia seni akan lebih berkelanjutan.

"Cuman kalau misal saat ini kita bisa memproduksi sebuah seni tapi tidak bisa relevan berkomunikasi dengan generasi mereka, yah akhirnya mereka tidak bisa nikmatin," ujarnya mengingatkan.

Hal ini akan membuat generasi muda menilai bahwa dunia seni bukanlah dunianya mereka.

Dian tak ingin generasi muda menilai seni sebagai sesuatu yang eksklusif, tidak inklusif atau hanya milik orang-orang yang mengerti saja.

"Kita juga selalu dihadapkan dengan kenyataan bahwa seni itu harus selalu dikonsumsi. Jadi kalau audiensnya enggak ngerti, seni akhirnya jadi enggak membumi dan merakyat. " ujarnya.

Jika tidak bisa dinikmati oleh masyarakat terbawah, akhirnya diskusi soal dunia seni tidak akan ada dan regenerasi tak akan terjadi. 

"Diskursus itu tidak terjadi. Sementara seni itu akan relevan pada saat sudah menciptakan diskursus atau dialog dengan pihak-pihak yang perlu berdialog dalam masyarakat ini," tambah Dian.

Baca Juga: Karya Kathrin Honesta Dimuat Adobe, Tampilkan Sosok Perempuan Tangguh

Ia juga percaya, bahwa jika seni tidak bisa menciptakan dialog yang terbuka, seni hanya akan berguna untuk mengglorifikasi diri sendiri saja.  

"Ini susah. Enggak ada urgensi kenapa seni perlu ada. Seni kan perlu ada buat tujuan yang lebih besar daripada itu," tutup Dian. 

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja