Blake Lively Disebut Alami Fat Shaming saat Syuting It Ends With Us, Apa Itu?

Parapuan.co - Film terbaru Blake Lively berjudul It Ends With Us (2024) yang sedang tayang menerima banyak sorotan.

Bukan cuma karena cerita filmnya, tapi juga insiden yang diduga dialami oleh Blake Lively sebagai pemeran utama.

Beberapa waktu lalu, sempat tersiar kabar bahwa Blake Lively berkonflik dengan lawan mainnya dalam film It Ends With Us, Justin Baldoni.

Dilansir dari Screen Geek, hal itu diduga disebabkan karena ada laporan uang menyebut Blake mengalami fat shaming oleh Justin Baldoni.

Dugaan adanya fat shaming ini terjadi ketika Blake dan Justin sedang bersiap untuk syuting sebuah adegan bersama.

Adegan tersebut mengharuskan Justin Baldoni mengangkat Blake Lively ke udara.

Sumber orang dalam menyebutkan, Justin sampai mendatangi trainer di lokasi syuting dan mempertanyakan berat badan Blake Lively ketika ia curhat tentang sakit punggung yang pernah dialami.

"Justin memiliki riwayat masalah punggung dan sebelum mengangkat Blake," kata sumber kepada TMZ.

"Dia menemui trainer di lokasi syuting dan bertanya berapa berat badannya, serta bagaimana dia bisa melatih diri untuk melindungi punggungnya dari cedera."

Kejadian itu kabarnya didengar Blake Lively, hingga membuatnya tersinggung dan sakit hati.

Namun, tahukah Kawan Puan apa itu fat shaming? Yuk, pahami juga dampak negatif dari fat shaming seperti melansir Health Line di bawah ini!

Apa Itu Fat Shaming?

Fat shaming merujuk pada tindakan mengkritik dan melecehkan seseorang terkait berat badannya.

Mulai dari kelebihan berat badan, kebiasaan makan, dll, untuk membuat orang tersebut merasa malu pada diri sendiri.

Tindakan semacam ini diyakini bisa memotivasi orang untuk menurunkan berat badannya.

Akan tetapi dampaknya tidak demikian apabila fat shaming disampaikan kepada individu yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.

Salah satu contoh fat shaming adalah mengomentari berat badan orang lain, sama seperti yang diduga dialami Blake Lively saat syuting It Ends With Us.

Fat shaming bisa dibilang merupakan bagian dari body shaming, atau tindakan menghina tubuh atau penampilan orang lain.

Dampak Buruk Fat Shaming

Hindari melakukan fat shaming kepada siapapun, karena ada beberapa dampak buruk yang bisa terjadi seperti diungkap dalam riset Angelina R. Sutin dan Antonia Terracciano berjudul "Perceived Weight Discrimination and Obesity":

1. Fat shaming dapat menyebabkan orang yang mengalami diskriminasi berat badan menjadi lebih rentan terhadap depresi dan masalah mental lainnya.

Ini terjadi ketika seseorang terus-menerus dihina atau dipermalukan karena berat badan mereka, sehingga menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakberdayaan.

2. Penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa fat shaming dapat meningkatkan risiko gangguan makan, seperti binge eating disorder (gangguan makan berlebihan).

Ketika seseorang merasa ditekan atau dipermalukan karena berat badan, mereka mungkin mencari pelarian dengan banyak makan.

3. Fat shaming sering kali mengakibatkan penurunan harga diri. Kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial, karier, dan kesejahteraan secara umum.

4. Diskriminasi terhadap berat badan juga dapat menyebabkan stres, peningkatan berat badan, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko berbagai penyakit kronis.

Stres kronis dan gangguan mental yang disebabkan oleh fat shaming dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.

Itulah tadi definisi fat shaming dan kemungkinan dampak buruk yang bisa terjadi pada orang yang mengalaminya.

(*)