Indonesia dan Thailand menonjol dengan tingkat pemahaman yang tinggi, di mana 95 persen jurnalis di kedua negara mengaku memahami AI.
Di Thailand, jurnalis tidak hanya mengenal AI, tetapi juga berhasil mengintegrasikannya ke dalam alur kerja mereka.
Sementara di Indonesia, meskipun tingkat pemahamannya tinggi, hanya 75 persen yang telah menerapkan AI dalam pekerjaan mereka.
Tren serupa juga terlihat di Filipina, di mana 90 persen jurnalis sudah akrab dengan AI, namun hanya 52 persen yang telah mengintegrasikannya ke dalam aktivitas jurnalistik.
Sebaliknya, di Vietnam, meskipun tingkat pemahaman hanya 78 persen, 100 persen jurnalis yang disurvei menunjukkan sentimen positif dalam beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh AI dalam pekerjaan mereka.
Menurut Vero, variasi tren ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam adopsi AI di dunia jurnalisme di Asia Tenggara.
Faktor-faktor seperti pelatihan khusus, ketersediaan sumber daya, dan dukungan dari organisasi memainkan peran penting dalam menentukan seberapa efektif media dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi AI dalam alur kerja mereka.
AI sebagai Mitra di Ruang Redaksi
AI menghadirkan standar baru dalam pengumpulan berita, penyampaian cerita, dan akses informasi.