Lawan Tuntutan Tampil Sempurna Setiap Saat dengan Body Positivity

Tim Parapuan,Citra Narada Putri - Kamis, 5 September 2024
Body positivity di industri fashion.
Body positivity di industri fashion. Dok. Anna Shvets/Pexels

Parapuan.co – Beberapa waktu lalu, kita disibukkan dengan perdebatan seorang publik figur yang dinilai memiliki bau badan tidak sedap.

Di waktu yang berbeda, pernah pula seorang artis Fuji An dan Erika Carlina, menjadi sasaran hinaan seorang warganet yang menyebutnya 'aura maghrib'. 

Sebagai informasi, 'aura maghrib' menjadi istilah yang sempat viral di TikTok, yang menggambarkan seseorang yang memiliki kulit gelap.

Selebritas atau figur publik kerap kali mendapatkan tuntutan untuk tampil sempurna, sesuai standar kecantikan yang berlaku. 

Seakan-akan mereka adalah sebuah produk yang tak boleh memiliki 'keunikan'. 

Tubuh ideal, warna kulit cerah dan flawless seolah-olah menjadi standar yang harus dicapai oleh para selebritas ini.

Konsekuensi dari kegagalan memenuhi ekspektasi ini bisa sangat besar, mulai dari komentar negatif, penurunan popularitas, hingga gangguan kesehatan mental.

Menuntut para selebritas untuk selalu tampil sempurna setiap saat adalah ekspektasi yang tidak masuk akal, bukan hanya bagi sang artis itu sendiri, tapi juga untuk para penggemarnya. 

Penting bagi kita untuk bisa menerima diri dengan segala bentuk tubuh, melepaskan diri dari standar kecantikan yang sempit, dan mencintai diri sendiri apa adanya.

Baca Juga: Poster dan Trailer Film Gendut Siapa Takut?! Resmi Dirilis, Bahas soal Body Positivity

Sumber: Very Well Mind
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Dobrak Stigma, Logina Salah Kontestan Pertama Miss Universe dengan Vitiligo dan Status Ibu