Parapuan.co - Generasi Z, atau yang kerap disebut gen Z, sedang menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial seperti TikTok dengan pencarian #GenZKerjaCore.
Keunikan karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya membuat gen Z membawa angin segar dalam dunia kerja.
Mereka dikenal adaptif, kreatif, dan memiliki pendekatan yang lebih santai namun tetap profesional.
Berikut ini adalah karakteristik Gen Z ketika mereka bekerja di berbagai profesi:
1. Guru Bimbingan Konseling (BK)
Gen Z yang berprofesi sebagai guru BK cenderung mengadopsi pendekatan yang lebih santai dan fleksibel dalam berinteraksi dengan siswa.
Mereka memahami betul pentingnya kesehatan mental dan sering kali menggunakan media digital, seperti aplikasi chatting atau platform edukasi online untuk berkomunikasi dengan siswa.
Guru BK dari Gen Z juga lebih peka terhadap isu-isu kontemporer seperti identitas gender dan inklusivitas, sehingga mereka bisa memberikan dukungan yang lebih relevan dan personal.
Seperti yang diunggah oleh akun TikTok @elenamiska_ yang berprofesi sebagai guru BK.
Baca Juga: 3 Cara agar Gen Z Bisa Menabung di Tengah Fenomena YOLO dan FOMO
Video yang viral di TikTok itu menampilkan di mana seorang murid melapor kepada guru BK bahwa ada siswa yang bertengkar.
@lenamiska_ Gen z mulai menguasai bumi ???? #fyp #gurubk #genz #gurumuda #foryoupage ♬ suara asli - Galang & Ana
Respon guru tersebut di dalam video cukup mengundang tawa, di mana guru tersebut berkata "Siapa yang berantem bjirr, nambah-nambahin kerjaan gua aja siang gini".
Dengan cara ini, siswa merasa lebih nyaman dan mudah untuk menyampaikan permasalahan mereka serta bisa lebih diterima oleh generasi muda saat ini.
2. Dosen
Sebagai dosen, gen Z cenderung menerapkan metode pengajaran yang kreatif dan out of the box.
Mereka sering memanfaatkan teknologi untuk membuat proses belajar mengajar lebih interaktif, seperti menggunakan gamifikasi atau media visual yang menarik.
Selain itu, Gen Z sebagai dosen biasanya lebih terbuka terhadap masukan dan diskusi, menciptakan suasana kelas yang lebih egaliter dan kolaboratif.
Baca Juga: Cocok di Lahan Sempit, Apa Itu Micro House yang Disukai Milenial dan Gen Z?
Mereka juga lebih cepat dalam beradaptasi dengan perubahan, seperti ketika harus beralih ke pembelajaran online selama pandemi.
Karakteristik Gen Z sebagai dosen juga menarik perhatian, terutama melalui video TikTok dari akun @boskogitu.
@boskokgitu Intinya harus beli kopi overprice dulu
♬ suara asli - Boskokgitu by Kumulatif Media
Dalam video tersebut, menampilkan bagaimana seorang dosen gen Z datang terlambat ke kelas karena pagi-pagi malas mengajar dan harus menjaga mood dengan membeli kopi terlebih dahulu.
Adegan ini menggambarkan sisi manusiawi dosen gen Z yang tidak ragu untuk menunjukkan kebiasaan sehari-hari mereka, termasuk kebutuhan untuk merawat diri sebelum mengajar.
3. Bidan
Bidan dari kalangan Gen Z membawa perubahan signifikan dalam dunia kesehatan, terutama dalam hal teknologi.
Mereka cenderung lebih humanis dalam pendekatannya, memastikan pasien merasa didengarkan dan diberdayakan selama proses kehamilan dan persalinan.
Di tengah keseriusan profesi sebagai bidan, gen Z tetap mampu menghadirkan humor yang segar, sebagaimana terlihat dalam akun @adindaacy.
Baca Juga: 5 Tantangan Milenial dan Gen Z dalam Memiliki Rumah, Begini Solusinya!
@adindaacy bercyandaaa ???? #fypシ #kebidanan ♬ suara asli - Galang & Ana
Dalam video tersebut, seorang bidan dari kalangan Gen Z bercanda dengan pasien yang mengeluhkan sakit perut karena bayinya belum juga lahir.
Sang bidan dengan santai berkata, "Sabar njir, baru pembukaan lima, bikinnya aja seneng, ngelahirinnya ngeluh mulu lu,".
Komentar ini mungkin mengejutkan, tapi juga menggambarkan bagaimana bidan dari generasi ini sering kali menggunakan humor sebagai cara untuk meredakan ketegangan dan menciptakan suasana yang lebih rileks di ruang bersalin.
4. Psikolog
Gen Z yang berprofesi sebagai psikolog biasanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang kesehatan mental, mengingat banyaknya informasi yang mereka peroleh dari berbagai sumber digital.
Mereka lebih peka terhadap permasalahan yang dialami oleh generasi mereka, seperti kecemasan sosial, kesehatan mental dan tekanan media sosial.
Dengan pendekatan yang lebih empatik dan modern, mereka cenderung lebih santai dan approachable, membuat klien merasa lebih nyaman dalam proses konseling.
Dalam sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @cretivox, diperlihatkan bagaimana seorang pasien datang untuk sesi konseling, namun psikolog tersebut malah meminta pasien untuk mengambil foto ruangannya agar bisa diunggah ke Instastory.
Baca Juga: Sama-Sama Perempuan Berdaya, Kakak Beradik Berebut Takhta di Drakor Queen Woo
Setelah dia mendengar keluhan dari pasien, psikolog itu pun menjawab dengan santai dan menyarakan pasien jika ingin terapi gratis, bisa mencoba "ke psikolog Tuhan aja, karena gratis."
@cretivox Bukannya sembuh mental, malah makin kena mental ???? #Cretivox #Voiceofpeople #Tiktoktaiment ♬ original sound - Cretivox - Cretivox Broadcasting Network
Interaksi ini memperlihatkan sisi unik dari psikolog Gen Z yang mungkin terasa tidak konvensional, tetapi tetap relevan di mata pasien muda.
Meskipun penuh humor dan sedikit nyentrik, psikolog ini tetap peka terhadap kebutuhan pasien, terutama dalam hal menciptakan hubungan yang lebih santai dan tidak kaku.
Mereka juga memahami dinamika media sosial dan memanfaatkannya untuk berinteraksi dengan pasien, meskipun dengan cara yang tidak biasa.
(*)
Ken Devina