AI diterapkan di berbagai aspek industri makanan dan minuman, seperti penyortiran makanan, kontrol kualitas, kepatuhan terhadap standar keamanan, serta pengemasan.
Teknologi ini juga digunakan untuk memantau perilaku konsumen, memungkinkan analisis prediktif, dan membantu pemasar serta pelaku bisnis dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal.
Penggunaan AI membantu meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi limbah, sehingga menguntungkan pelaku bisnis kuliner.
Selain itu, dilansir dari Kompas.com, AI menjadi investasi yang menjanjikan bagi bisnis F&B yang bersaing ketat.
Tidak hanya perusahaan besar, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga bisa memanfaatkan AI, misalnya melalui layanan live chat otomatis yang dapat menangani pertanyaan pelanggan dan memproses pesanan secara efisien.
AI juga bisa digunakan untuk menganalisis data dan memprediksi permintaan, membantu pelaku UMKM mengoptimalkan persediaan dan mengurangi pemborosan.
Namun, tantangan utama dalam implementasi AI adalah bahwa tidak semua pelaku bisnis makanan dan minuman memiliki akses ke sumber daya yang cukup untuk mengembangkan teknologi ini sesuai dengan kebutuhan mereka.
Meskipun begitu, AI tetap membuka peluang besar bagi inovasi di industri makanan dan minuman, baik bagi bisnis besar maupun kecil.
(*)
Baca Juga: Pelaku Ide Usaha Kuliner Wajib Tahu Tips Bersihkan Wajan Gosong
Ken Devina