Sering Disepelekan, Ini Stimulasi untuk Bantu Proses Belajar Anak Lebih Baik

Arintha Widya - Senin, 9 September 2024
Pentingnya sensory play sebelum mengajarkan anak belajar membaca dan menulis.
Pentingnya sensory play sebelum mengajarkan anak belajar membaca dan menulis. Osobystist

Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian orang tua bisa jadi berpikir tentang pentingnya mengajarkan anak membaca dan menulis sejak dini.

Namun, ternyata ada yang jauh lebih penting untuk diajarkan pada anak sebelum mereka belajar membaca dan menulis.

Anak-anak di usia 0-3 tahun perlu terlebih dulu diasah dan distimulasi sensorinya.

Hal ini diungkapkan oleh praktisi Gentle Parenting, Halimah, melalui akun Instagram pribadinya @igdailyjour.

Halimah juga menjelaskan mengapa mengasah sensorial anak sangat penting demi membantu proses belajar mereka lebih baik di masa depan. Yuk, simak!

Pentingnya Sensory Play

Sensory play adalah aktivitas sensori di mana anak mengenal dan menyentuh berbagai tekstur benda, seperti pasir, playdough, dan sebagainya.

Aktivitas sensori rupanya bukan hanya sekadar mengenalkan tekstur pada anak, tetapi berdampak besar padanya kelak saat dewasa.

"Beberapa orang tua mungkin berpikir main sensori kayak main yang lengket-lengket kayak enggak penting banget," papar Halimah.

Baca Juga: Rekomendasi Mainan Sensory Play untuk Anak di Shopee Mulai 80 Ribuan

Ia menambahkan, menstimulasi sensori anak jauh lebih penting dibandingkan terburu-buru mengajari mereka baca tulis.

"Kalau kita perhatikan, orang-orang yang hebat, para ahli dan profesional itu bukan sekadar orang yang bisa baca tulis, tapi orang-orang yang matang sensorialnya," imbuh Halimah.

Apa yang Terjadi Ketika Sensorial Anak Telah Matang?

Halimah kemudian memberikan contoh ketika seseorang telah diasah dan matang sensorialnya.

"Contoh paling nyatanya adalah dokter. Apakah seorang dokter hebat bisa lahir dari membaca banyak buku kedokteran dan menghafal isinya?" Tutur Halimah.

Menurut keterangan Halimah, dokter yang hebat adalah yang dengan teliti mampu merasakan tekstur, sensasi, suhu, yang ada di tubuh pasien.

Selain itu, dokter yang hebat juga mampu melihat perubahan warna yang terjadi ketika pasien lebam atau pemecahan pembuluh darah.

"Artinya, dokter yang baik adalah dokter yang matang sensorialnya, alias panca inderanya sensitif," terang Halimah lagi.

Selain dokter, Halimah menjelaskan efek jangka panjang dari aktivitas sensori pada orang yang berprofesi sebagai koki.

Baca Juga: Merangsang Panca Indera Anak, Ini Jenis-Jenis Sensory Play dan Manfaatnya

"Misalnya jadi koki, apakah bisa dicapai dengan membaca ribuan buku resep? Enggak," tegas Halimah.

"Koki menjadi hebat karena dia memiliki sensitifitas terhadap bau aroma bahan, tekstur bahan makanan yang segar atau tidak, dan bagaimana memadukan ini menjadi masakan yang lezat," jelasnya.

Sensitivitas tersebutlah yang menurut Halimah akan membedakan antara orang yang tahu, dengan orang yang bisa kerja.

"Orang yang bisa baca tulis biasanya tahu, tapi belum tentu bisa kerja. Orang yang bisa kerja adalah orang yang sensitif terhadap keadaan sekitarnya," pungkas Halimah.

Lebih lanjut, Halimah menyarankanagar orang tua tidak lagi menyepelekan pentingnya aktivitas sensori sebagai tonggak kecerdasan anak.

Waktu terbaik untuk menajamkan sensori anak adalah di usia 0-3 tahun.

Itulah tadi pentingnya stimulasi sensori dengan sensory play sebelum mengajarkan anak baca tulis.

Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan, ya.

Baca Juga: Ide Aktivitas Sensory Play untuk Anak Sesuai Umurnya, Mulai 0-3 Tahun

(*)

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Sering Disepelekan, Ini Stimulasi untuk Bantu Proses Belajar Anak Lebih Baik