Baca Juga: Australia Berlakukan Larangan Menghubungi Karyawan di Luar Jam Kerja
6. Amerika Serikat
Amerika Serikat dengan 33,9 jam per minggu atau 6,7 jam per hari.
Jam kerja ini lebih pendek dibandingkan negara-negara Asia, namun masih cukup panjang dibandingkan dengan beberapa negara Eropa.
Budaya kerja di AS sangat berorientasi pada produktivitas, sehingga para pekerja sering kali diharapkan untuk bekerja lebih keras dalam waktu yang relatif singkat.
7. Australia
Australia mencatatkan jam kerja 32,3 jam per minggu atau sekitar 6,4 jam per hari.
Banyak perusahaan di Australia memberikan fleksibilitas bagi karyawannya untuk bekerja dari rumah atau mengatur waktu kerja yang lebih fleksibel, terutama setelah pandemi COVID-19.
8. Jepang
Dikenal dengan waktu kerja yang lebih singkat, Jepang memiliki rata-rata 30,7 jam per minggu atau sekitar 6,1 jam per hari.
Baca Juga: Kamu Tak Kunjung Mendapat Promosi Jabatan? Ini Bisa Jadi Alasannya
Jepang juga berencana mengurangi jam kerja menjadi hanya empat hari per minggu untuk meningkatkan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.
9. Italia
Memiliki jam kerja yang lebih fleksibel dengan rata-rata 29,9 jam per minggu atau sekitar 5,9 jam per hari.
Pekerja di Italia umumnya memulai hari kerja mereka dari pukul 09.00 pagi hingga 13.00 siang, kemudian mengambil istirahat panjang sebelum melanjutkan pekerjaan dari pukul 14.30 hingga 18.00 sore.
Budaya ini mencerminkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan sosial yang dianggap sangat penting di Italia.
10. Perancis, Inggris dan Jerman
Negara-negara Eropa seperti Prancis, Inggris, dan Jerman dikenal dengan jam kerja yang relatif singkat namun tetap produktif.
Di Prancis, pekerja rata-rata bekerja selama 26,9 jam per minggu atau sekitar 5,3 jam per hari.
Sementara di Inggris, jam kerja rata-rata mencapai 26,2 jam per minggu atau sekitar 5,2 jam per hari.
Jerman, meskipun hanya menerapkan 25,5 jam per minggu atau sekitar 5,1 jam per hari, tetap menjadi salah satu negara paling maju dan produktif di dunia, terutama di sektor-sektor seperti kedokteran, teknik, dan sains.
Baca Juga: Pentingnya Rekrutmen Tanpa Diskriminasi untuk Kesetaraan Pekerja, Ini yang Perlu Dilakukan
(*)
Ken Devina