Sistem Kenaikan Kelas dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Tak Ada Siswa Tertinggal

Arintha Widya - Selasa, 10 September 2024
Tinggal kelas jadi pilihan terakhir, ini sistem kenaikan kelas dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Tinggal kelas jadi pilihan terakhir, ini sistem kenaikan kelas dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Drazen_

Parapuan.co - Kawan Puan, implementasi Kurikulum Merdeka yang dilakukan secara bertahap dan diharapkan sudah mulai diterapkan di sekolah-sekolah masih menyisakan banyak pertanyaan.

Salah satunya terkait sistem kenaikan kelas, yang menjadikan tinggal kelas sebagai pilihan terakhir.

Artinya, hampir tidak akan ada siswa yang tinggal kelas di sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka.

Mengutip Instagram @kurikulum.merdeka, sistem tinggal kelas jadi opsi terakhir karena fokus utamanya bukan nilai semata, tapi perkembangan pembelajaran setiap murid.

Untuk itu, orang tua dan murid tidak perlu khawatir lagi dengan sistem tinggal kelas. Semua siswa bisa jadi akan selalu naik kelas dan lulus.

Apabila satuan pendidikan memutuskan untuk tidak menaikan kelas muridnya, maka perlu merencanakan pendekatan dan intervensi yang sesuai agar murid dapat berkembang.

Lantas, apa yang mesti dipertimbangkan pihak sekolah dalam sistem kenaikan kelas di unitnya? Simak pemaparan berikut!

Sekolah Leluasa Menentukan Mekanisme dan Kriteria Kenaikan Kelas

Adapun sejumlah hal yang dapat dipertimbangkan dalam kenaikan kelas antara lain:

Baca Juga: Kurikulum Merdeka Tuntut Siswa Cari Materi Sendiri? Simak Faktanya

1. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian murid pada semua mata pelajaran.

2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila.

3. Kegiatan ekstrakurikuler.

4. Prestasi lain.

Untuk implementasinya, guru bisa menggunakan aspek penilaian seperti diungkap Stefanus Padeng dari SDI Pelibaler, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Menurut Stefanus Padeng, perkembangan belajar murid dapat dinilai dari aspek lain di luar mata pelajaran, seperti kegiatan ekstrakurikuler.

"Kegiatan lain di luar intrakurikuler itu bisa sangat membantu, karena dengan kegiatan itu kita bisa lihat karakter sesungguhnya mereka," papar Stefanus.

"Misalnya di kelas ada yang lebih banyak diam, begitu ada kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka atau seni mereka terlihat aktif dan kreatif," imbuhnya.

"Mereka juga kolaborasinya tinggi. Mereka suka mengerjakan sesuatu secara bersama," ujarnya lagi.

Baca Juga: Guru Kehabisan Ide Mengajar saat Menerapkan Kurikulum Merdeka, Lakukan Ini

Ketika Menentukan Murid Tidak Naik Kelas

Pertanyaan berikutnya, apa yang perlu diperhatikan saat menentukan apakah seorang siswa tidak naik kelas?

Terkait hal ini, perlu dilakukan musyawarah di antara para pendidik dengan mempertimbangkan keseluruhan proses belajar peserta didik.

Pendidik juga mesti mendampingi peserta didik dari awal tahun ajaran, sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan terakhir.

Meski begitu, opsi tidak naik kelas harus dilakukan secara hati-hati untuk membantu mengembangkan kompetensi dan karakter murid.

Pasalnya mengulang pelajaran setahun penuh saat tinggal kelas tidak selalu bisa meningkatkan kemampuan akademik.

Untuk itu, murid membutuhkan pendekatan dan bantuan intensif, agar mereka bisa berkembang.

Itulah tadi sistem kenaikan kelas dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yang mana tidak ada siswa tidak naik atau tinggal kelas.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan, ya.

Baca Juga: Mengenal Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka dan Tahapan Pelaksanaannya

(*)

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Sistem Kenaikan Kelas dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Tak Ada Siswa Tertinggal