Mayoritas Perempuan di Jepang Terobsesi Kurus: Belenggu Standar Kecantikan pada Perempuan

Arintha Widya - Rabu, 18 September 2024
Belenggu standar kecantikan pada perempuan, banyak gadis muda Jepang yang terobsesi kurus.
Belenggu standar kecantikan pada perempuan, banyak gadis muda Jepang yang terobsesi kurus. dndavis

Baca Juga: Polemik 'Aura Maghrib', Kenapa Perempuan Terobsesi dengan Kulit Putih?

Misalnya saja, "Kamu terlalu gemuk", "Kamu terlalu kurus", "Harusnya kamu pakai makeup", "Pakaianmu terlalu terbuka", "Kamu harus diet", "Makanlah yang banyak", dan sebagainya.

Daftar tersebut terus bertambah panjang, menciptakan tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak sehat dan tidak realistis.

Dalam banyak kasus, perempuan diperlakukan seperti "boneka" yang harus selalu terlihat sempurna sesuai ekspektasi sosial.

Tuntutan standar kecantikan itu kerap membuat perempuan merasa terjebak dalam belenggu sepanjang hidup mereka.

Tuntutan itu juga tidak hanya menekan perempuan secara fisik, tetapi memengaruhi kesejahteraan mental mereka.

Ada tekanan besar dari masyarakat agar perempuan tampil dengan cara tertentu—selalu sempurna dan sesuai dengan harapan yang tidak realistis.

Akibatnya, banyak perempuan merasa perlu mencapai "kesempurnaan" agar dapat diterima dalam masyarakat yang sangat kritis.

Fenomena perfeksionisme ini menciptakan tekanan psikologis yang membuat perempuan merasa tidak pernah cukup baik atau insecure.

Perempuan dipaksa untuk selalu menempatkan ekspektasi terlalu tinggi pada diri sendiri, yang sering kali mencegah mereka mencoba hal-hal baru dan berkembang.

Baca Juga: Standar Kecantikan pada Anak: Munculnya Pikiran Negatif tentang Penampilan Sejak Dini

Terlepas dari kenyataan yang ada di masyarakat, perempuan mampu melepaskan belenggu standar kecantikan yang tidak sehat dan tidak realistis.

Kawan Puan, kita bukanlah boneka yang bisa dipoles dan dikendalikan oleh standar yang tidak masuk akal.

Yang perlu kita lakukan di tengah tuntutan standar masyarakat adalah menciptakan standar kita sendiri.

Kita mesti belajar mencintai diri sendiri, menciptakan kebebasan dan identitas pribadi tanpa rasa terbelenggu.

Jika ingin tampil tanpa makeup, lakukanlah. Jika lapar, makanlah. Apapun yang akan kamu lakukan pada tubuhmu adalah hakmu.

Standar kecantikan tidak boleh menghalangi Kawan Puan untuk menjadi diri sendiri.

Perempuan layak untuk bebas, merdeka dari standar yang tidak sehat, dan mencintai dirimu apa adanya.

Berhenti peduli pada standar kecantikan di sekitarmu, karena di mata komunitas/masyarakat lainnya, standar tersebut akan berbeda.

Baca Juga: Lawan Tuntutan Tampil Sempurna Setiap Saat dengan Body Positivity

(*)

Sumber: Berbagai sumber
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Mayoritas Perempuan di Jepang Terobsesi Kurus: Belenggu Standar Kecantikan pada Perempuan