Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah kutu loncat di dunia kerja.
Kutu loncat adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada seseorang yang sering bergonta-ganti atau pindah-pindah pekerjaan.
Seseorang disebut kutu loncat apabila pindah atau berganti pekerjaan setiap kurang dari dua tahun.
Atau, istilah ini juga sering diberikan pada orang yang pindah lebih dari tiga kali dalam riwayat karier lima hingga 10 tahun.
Fenomena kutu loncat semakin marak terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketatnya persaingan kerja seperti sekarang ini.
Di satu sisi, menjadi kutu loncat dapat memberikan sejumlah keuntungan, tetapi di sisi lain juga memiliki kekurangan yang juga perlu diperhatikan.
Berikut ini plus minus menjadi kutu loncat dalam berkarier sebagaimana merangkum Forbes!
Keuntungan Menjadi Kutu Loncat
1. Mengimbangi Kenaikan Biaya Hidup
Baca Juga: Suka Pindah-Pindah Kerja, Kenali Apa Itu Job Hopping serta Alasannya
Salah satu alasan utama banyak orang memilih untuk berpindah-pindah pekerjaan adalah untuk mendapatkan gaji yang lebih baik.
Tingkat inflasi yang tinggi telah meningkatkan biaya hidup, sedangkan gaji di banyak perusahaan tidak bertumbuh secara proporsional.
Dengan mencari pekerjaan baru yang menawarkan kompensasi lebih tinggi, kutu loncat dapat mengimbangi kenaikan biaya tersebut.
2. Meningkatkan Keahlian dan Pengalaman
Pindah kerja secara berkala memberi kesempatan untuk bertemu orang baru, bekerja di lingkungan yang berbeda, serta mempelajari teknologi, software, dan sistem kerja yang beragam.
Hal ini memungkinkan pekerja mengembangkan keterampilan yang lebih luas dan mendalam dibandingkan mereka yang bertahan lama di perusahaan yang sama.
3. Memperluas Jaringan Profesional
Dengan sering berganti pekerjaan, seseorang akan berinteraksi dengan berbagai rekan kerja dan atasan dari latar belakang berbeda.
Ini dapat memperluas jaringan profesional, yang bisa menjadi modal penting untuk kesempatan karier di masa depan.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Milenial Sering Jadi 'Kutu Loncat' dan Pindah Pekerjaan
4. Menjaga Rasa Aman dalam Karier
Ketidakpastian yang disebabkan oleh PHK massal atau restrukturisasi perusahaan mendorong banyak pekerja untuk melirik peluang karier baru.
Dengan berpindah pekerjaan, seseorang dapat melindungi diri dari risiko kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba, terutama di industri yang sering mengalami perampingan.
Kerugian Menjadi Kutu Loncat
1. Tantangan Mencari Pekerjaan Baru
Terlalu sering berpindah kerja bisa menimbulkan persepsi negatif di mata calon pemberi kerja.
Beberapa manajer perekrutan (HRD) mungkin khawatir bahwa orang yang sering berpindah kerja tidak memiliki loyalitas atau komitmen yang kuat terhadap perusahaan.
Hal ini bisa membuat proses mendapatkan pekerjaan baru lebih sulit jika kamu menjadi kutu loncat dalam berkarier.
2. Stigma di Mata HRD
Baca Juga: Sering Pindah-pindah Kerja? Begini Tipe Kutu Loncat di Mata Recruiter
Banyak perusahaan, terutama yang mengutamakan kestabilan tim, mungkin ragu untuk merekrut seseorang yang dianggap tidak bisa bertahan lama.
HRD mungkin berpikir bahwa ada masalah di balik keputusan seseorang sering berpindah-pindah, bahkan jika alasan kandidat cukup masuk akal.
Pandangan ini bisa menjadi hambatan besar, terutama jika perusahaan menganggap pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai investasi jangka panjang.
3. Kurangnya Peningkatan Posisi di Perusahaan
Bagi mereka yang sering pindah kerja, terkadang kesempatan untuk naik jabatan dalam satu perusahaan menjadi lebih kecil.
Sementara seseorang yang setia pada satu perusahaan mungkin berpeluang naik pangkat, kutu loncat sering kali hanya fokus pada peningkatan gaji tanpa kesempatan untuk benar-benar membangun karier di satu tempat.
4. Risiko Kehilangan Kepercayaan dari Atasan
Perusahaan cenderung enggan memberikan tanggung jawab besar atau proyek jangka panjang kepada seseorang yang dianggap tidak memiliki komitmen untuk bertahan lama.
Hal ini bisa membuat kutu loncat kehilangan kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka dalam jangka panjang.
Sebelum jadi kutu loncat dalam menjalani karier, ada baiknya kamu mempertimbangkan hal-hal di atas ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Gen Z dan Fenomena Kutu Loncat di Dunia Kerja, Ini Kata Head of HR Jobstreet
(*)