Parapuan.co - Banyak orang yang menganggap asam lambung dan gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah dua hal yang sama.
Meski ada hubungan antara keduanya, penting untuk dicatat bahwa masing-masing merupakan kondisi yang berbeda.
Lantas, apa perbedaan antara asam lambung dan GERD?
Asam lambung adalah keadaan di mana kadar asam dalam lambung naik hingga mencapai kerongkongan, seperti melansir dari Kompas.com.
Terdapat otot melingkar yang dikenal sebagai sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang berfungsi menghubungkan kerongkongan dengan lambung.
Saat kita menelan, LES akan rileks untuk memungkinkan makanan dan cairan mengalir dari kerongkongan ke lambung, kemudian menutup kembali untuk mencegah asam lambung naik.
Namun, ketika otot LES melemah, asam lambung dapat kembali naik ke kerongkongan, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai asam lambung.
Di sisi lain, GERD merupakan bentuk yang lebih parah dari asam lambung, di mana kondisi ini sudah menjadi kronis.
Seseorang dapat dianggap mengalami GERD jika mereka mengalami asam lambung lebih dari dua kali seminggu atau jika kondisi tersebut menyebabkan peradangan di kerongkongan.
Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita GERD
Meskipun banyak orang mungkin mengalami asam lambung sesekali akibat faktor tertentu, seperti setelah mengonsumsi makanan pedas atau berbaring setelah makan, GERD memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Dokter biasanya akan menilai kebiasaan jangka panjang dan faktor anatomi tertentu yang mungkin berkontribusi terhadap terjadinya GERD.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa asam lambung adalah kondisi medis yang umum dengan gejala yang bervariasi dari ringan hingga serius.
Sementara itu, gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah bentuk asam lambung kronis yang lebih parah dan memerlukan perhatian medis.
Mengacu pada informasi dari unair.ac.id, gejala yang muncul pada GERD dapat mencakup gejala intestinal maupun non-intestinal.
Gejala intestinal meliputi mual, rasa panas, dan nyeri di dada.
Sementara itu, gejala non-intestinal dapat berupa sesak napas yang mirip dengan asma, serta perubahan kondisi gigi, seperti gigi kuning dan rasa pahit di mulut.
Adapun gejala yang sering dialami pada asam lambung biasanya melibatkan ketidaknyamanan di area perut, seperti kembung, nyeri perut, serta perasaan cepat kenyang.
Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih siap dalam menghadapi dan menangani kedua kondisi tersebut secara tepat.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Ini Tips Puasa Lancar untuk Penderita Asam Lambung
(*)
Ken Devina