Parapuan.co - Perjalanan menuju puncak karier seperti halnya mendaki gunung.
Bagi perempuan, pendakian ini seringkali dipenuhi dengan rintangan yang lebih curam dan berbatu.
Meskipun perempuan telah mencapai kemajuan signifikan dalam dunia kerja, masih terdapat kesenjangan yang nyata dalam mencapai posisi puncak.
Bahkan sering kali, seorang pekerja perempuan harus dihadapkan pada pilihan: karier yang sukses atau keluarga yang bahagia.
Critical juncture atau persimpangan kritis dalam suatu perkembangan ini bisa menjadi peluang emas atau justru hambatan yang sulit diatasi oleh perempuan karier.
Pekerja perempuan kerap dihadapi oleh dilema memilih antara karier dan keluarga, memutuskan untuk kembali bekerja setelah cuti melahirkan, menerima promosi yang mengharuskan mobilitas hingga menghadapi diskriminasi gender.
Hal tersebut seperti disaksikan pula oleh Puni Ayu Anjungsari, Director, Country Head of Public Affairs, Citi Indonesia, yang mana kerap menyaksikan dan mengalami sendiri tantangan yang dihadapi oleh perempuan karier.
“Begitu mereka (perempuan karier) mencapai middle management, pasti mereka di rentang usia di mana mereka mulai punya anak kan ya. Persimpangan itu, critical juncture itu. kayak betul-betul dampaknya bisa either they stay in the workforce or they leave atau they remain in the workforce but they refuse to go up,” cerita Puni saat wawancara eksklusif dengan PARAPUAN.
Menghadapi momen krusial ini memang bukan perkara mudah bagi pekerja perempuan, tapi bisa mengubah arah karier secara signifikan. Ironisnya, terkadang banyaknya pertimbangan dilematis yang harus dihadapi oleh perempuan karier membuatnya lebih sulit berkembang dibandingkan rekan laki-lakinya.
Baca Juga: Perempuan Merasa Stagnan dalam Karier? Coba Evaluasi dengan Cara Ini