Parapuan.co - Tari Sandjojo, nama ini bisa dibilang menjadi salah satu perempuan inspiratif Indonesia karena kontribusinya di bidang pendidikan melalui Sekolah Cikal.
Sejak tahun 1999, Tari Sandjojo membangun Sekolah Cikal, sekolah berbasis kompetensi dan pendekatan personalisasi.
Sekolah Cikal sendiri berupaya untuk memberikan pendampingan sejak dini bagi para murid untuk memetakan minat dan bakatnya, hingga memilih program studi di universitas impiannya.
Lewat Podcast Cerita Parapuan Episode 50, Tari Sandjojo membagikan latar belakang dan pengalamannya dalam membangun hingga merintis Sekolah Cikal.
Berikut PARAPUAN merangkumnya untukmu!
Perjalanan Tari Sandjojo Membangun Sekolah Cikal
Tari Sandjojo merupakan lulusan psikologi Universitas Indonesia.
Sejak lulus, Tari memiliki semangat karier dalam bidang pendidikan, khususnya anak-anak.
Ketika bersama anak-anak, Tari merasa jika ilmu psikologi yang ia pelajari di bangku perkuliahan bisa digunakan secara maksimal.
Baca Juga: Psikolog dan CEO Bantu Kerja Tari Sandjojo Bagi Tips Magang di Luar Negeri
"Satu hal yang aku pelajari bahwa kayaknya memang aku lebih bisa maksimal menggunakan ilmu psikologiku ketika berinteraksi dengan anak-anak," kata Tari Sandjojo.
"Selama tujuh tahun di psikologi, i deal with kids and adults. Entah kenapa kalau sama anak itu aku bisa positioning sama mereka," imbuhnya.
Kecintaannya pada anak-anak, Tari Sandjojo akhirnya membangun Sekolah Cikal. Lebih lanjut lagi, ia membangun sekolah ini karena suka bermain dengan anak-anak.
"Jadi kalau ditanya tahun 1999 saat membentuk Cikal kenapa, itu karena aku pingin main sama anak-anak," imbuhnya.
Ketika membentuk Sekolah Cikal, perempuan yang akrab disapa Tari ini merasa lebih dekat dan bisa mengamati anak.
Tari memberi contoh ketika melihat anak berjongkok dan melamun, ia bisa mengamati anak tersebut.
"Oh anak ini posisi jongkoknya bagus, dia lagi melamun, apa yang lagi dipikirin," ujarnya.
Tantangan Tari Sandjojo Membangun Cikal
Baca Juga: Cara Temukan Tempat Magang di Luar Negeri Via Platform Bantu Kerja
Dalam kesempatan yang sama, Tari juga membagikan tantangannya ketika membangun Cikal.
Menurutnya, memiliki sekolah itu memiliki tantangan yang cukup besar.
Apalagi, sebagai seorang guru dirinya dituntut untuk menjadi panutan anak-anak.
"Banyak banget (tantangan) kalau punya sekolah," ujar Tari.
"Punya sekolah itu artinya jadi panutan anak-anak. Jadi perilaku enggak hanya di sekolah, tetapi setiap saat kamu jadi pendidik," imbuhnya.
Tari juga menyebut bahwa tantangan membangun Sekolah Cikal bukan hanya dari anak, melainkan datang dari tenaga pendidik atau guru.
Hingga saat ini, Tari masih melalukan final interview untuk semua guru di seluruh Sekolah Cikal untuk menjaga kualitas sekolah yang ia bangun.
Kawan Puan, itu tadi penjelasan Tari Sandjojo ketika dirinya membentuk Sekolah Cikal.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menonton Podcas Cerita Parapuan Episode 50 bersama Tari Sadjojo melalui video di bawah ini.
Baca Juga: Rentan Dialami saat Terjadi Perundungan, Apa Itu Sexual Bullying?
(*)