Memahami Pentingnya Persetujuan Seksual dari Kasus Pemerkosaan Viral Gisele Pelicot

Arintha Widya - Jumat, 27 September 2024
Korban pemerkosaan puluhan pria yang direncanakan suaminya, Gisele Pelicot, di Pengadilan Avignon, Prancis, Kamis (5/9/2024).
Korban pemerkosaan puluhan pria yang direncanakan suaminya, Gisele Pelicot, di Pengadilan Avignon, Prancis, Kamis (5/9/2024). (Sumber: AP Photo/Lewis Joly)

Sebelum kasus yang dialami Gisele terungkap, Dominique Pelicot ditangkap polisi pada tahun 2020 lantaran mengambil foto di bawah rok seorang perempuan.

Akibatnya, polisi memeriksa ponsel dan komputer Dominique dan menemukan ribuan foto dan video Gisele dilecehkan oleh banyak laki-laki.

Di pengadilan, Dominique pun mengakui bahwa dia secara sistematis memberi Gisele obat-obatan yang membuatnya kehilangan kesadaran.

"Tidak pernah, bahkan untuk sedetik pun, memberi persetujuan kepada suami atau pria-pria tersebut. Tidak ada jenis pemerkosaan yang berbeda. Pemerkosaan adalah pemerkosaan," kata Gisele di ruang sidang.

Kasus Gisele Pelicot yang viral di Paris menjadi pengingat akan pentingnya pemahaman tentang persetujuan seksual dalam hubungan apapun.

Tanpa ada persetujuan dari pihak kedua, maka suatu tindakan bisa dikategorikan sebagai pelecehan atau kekerasan seksual.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan psikolog klinis dewasa, Tiara dalam webinar bertajuk "Consent & Sexual Abuse" pada Desember 2020 lalu seperti melansir Kompas.com.

Persetujuan atau consent yang berkaitan dengan aktivitas seksual adalah persetujuan afirmatis yang diberikan secara sadar dan sukarela.

Seseorang yang memberikan persetujuan harus dalam keadaan tidak sedang dihasut atau diancam untuk terlibat dalam aktivitas seksual atau nonseksual.

Sumber: Kompas.com,The Guardian
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Memahami Pentingnya Persetujuan Seksual dari Kasus Pemerkosaan Viral Gisele Pelicot