Baca Juga: Bentuk-Bentuk Eksploitasi Seksual, Jadi PR Penanganan Kekerasan Berbasis Gender
Mereka merasa perlu untuk membuktikan diri, yang bisa berujung pada perilaku kekerasan seksual.
7. Perasaan Terhina
Laki-laki yang sering kali merasa direndahkan atau tidak dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk pasangan, teman, atau keluarga, memungkinkan mereka menyalurkan perasaan terhinanya dengan melakukan kekerasan.
Dengan melakukan kekerasan seksual menjadi cara untuk membalas dendam atau mendapatkan kontrol.
8. Kesendirian
Laki-laki yang cenderung menyendiri dan kurang memiliki hubungan sosial yang bermakna lebih rentan untuk melakukan kekerasan seksual.
Ketidakhadiran hubungan sosial yang sehat dapat memicu isolasi emosional, membuat mereka lebih rentan untuk bertindak impulsif atau agresif.
9. Masalah Keterikatan Emosional
Ketidakmampuan untuk menjalin hubungan emosional yang sehat, atau ketidakmampuan untuk merasa terhubung secara intim dengan orang lain, dapat mendorong laki-laki untuk memaksakan keintiman melalui tindakan kekerasan seksual.
Baca Juga: Pentingnya Penanganan Kasus Kekerasan Seksual dengan Cepat untuk Melindungi Korban
Hal ini sering kali merupakan cara mereka untuk merasa berkuasa atau mengendalikan orang lain.
10. Masalah Seksual
Pelaku kekerasan seksual sering kali memiliki masalah dalam hal pandangan atau perilaku seksual.
Mereka mungkin tidak memahami konsep persetujuan atau merasa bahwa mereka berhak atas hubungan seksual tanpa mempertimbangkan keinginan orang lain.
Perilaku ini sering kali dipicu oleh distorsi seksual atau keyakinan bahwa kekerasan adalah bagian dari hubungan seksual.
(*)
Ken Devina