Menyorot Kasus P Diddy, Ini Ciri Laki-Laki yang Berpotensi Lakukan Kekerasan Seksual

Tim Parapuan - Selasa, 1 Oktober 2024
Pentingnya penanganan segera kasus kekerasan seksual.
Pentingnya penanganan segera kasus kekerasan seksual. Ake Ngiamsanguan

Parapuan.co - Baru-baru ini, rapper P Diddy (Sean Combs), kembali terjerat dugaan kasus kekerasan seksual.

Mantan pacar P Diddy, Cassie Ventura, disebut sebagai penyebab awal kejatuhan produser dan penyanyi tersebut.

Pada 16 November 2023, Cassie mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Manhattan, menuduh Diddy memperkosanya dan melecehkannya selama hubungan mereka.

Dalam gugatannya, ia mengklaim bahwa Diddy mengendalikannya setelah memperkenalkannya pada gaya hidup yang dipenuhi narkoba, yang membuatnya merasa terjebak. 

Namun diduga, Cassie bukanlah satu-satunya korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh P Diddy. Seiring dengan ditangkapnya sang rapper, diduga korban-korban lainnya mulai berani untuk speak up.

Dalam beberapa kasus, seperti yang melibatkan P Diddy, terdapat pola perilaku yang bisa diidentifikasi sebagai tanda-tanda pelaku kekerasan.

Tanda-tanda ini mungkin tidak selalu tampak jelas sejak awal, tetapi ketika diabaikan bisa berujung pada tindakan kekerasan yang lebih merugikan.

Mengingat dampak pola ini bisa sangat berbahaya, penting bagi perempuan untuk mengenali ciri-ciri yang menunjukkan potensi perilaku kekerasan seksual.

Melansir dari Kompas.com berikut adalah ciri-ciri laki-laki yang berpotensi melakukan kekerasan seksual:

Baca Juga: Skandal P Diddy dan Justin Bieber Menyoroti Dugaan Pelecehan Seksual pada Laki-Laki

 

1. Keterampilan Sosial yang Buruk

Laki-laki yang kurang memiliki keterampilan sosial sering kali kesulitan memahami batasan-batasan dalam interaksi sosial, terutama yang melibatkan hubungan dengan lawan jenis.

Ketidakmampuan untuk membaca isyarat sosial atau memperlakukan orang lain dengan hormat dapat menjadi awal dari perilaku kekerasan seksual. 

2. Hubungan yang Tegang dengan Orang Dewasa

Laki-laki yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan figur otoritas seperti orang tua, guru, atau atasan, mungkin mengembangkan sikap memberontak atau bermasalah dalam membentuk relasi sehat.

Hubungan yang bermasalah ini dapat menyebabkan mereka mencari kontrol atas orang lain melalui kekerasan.

3. Perasaan Tidak Berdaya saat Menjadi Korban

Mereka yang pernah menjadi korban kekerasan fisik, seksual, atau emosional mungkin mengalami perasaan tidak berdaya.

Ini bisa menciptakan siklus kekerasan, di mana mereka berusaha mendapatkan kembali kendali melalui perilaku agresif atau kekerasan seksual.

Baca Juga: Bernadya Jadi Korban Pelecehan! Ini 12 Jenis KBGO yang Wajib Diketahui

4. Hubungan yang Tidak Memuaskan dengan Orang Dewasa

Laki-laki yang merasa tidak terhubung secara emosional dengan orang-orang dewasa dalam hidup mereka, seperti keluarga atau pasangan, sering kali mencari kepuasan dan kontrol di tempat lain.

Hal ini bisa memicu mereka melakukan kekerasan seksual sebagai cara untuk mendapatkan validasi atau kekuasaan.

5. Harga Diri Rendah

Banyak pelaku kekerasan seksual mengalami masalah harga diri.

Mereka sering kali merasa rendah diri dan berusaha untuk menutupi perasaan ini dengan memanipulasi atau mengendalikan orang lain secara seksual.

Mereka menggunakan kekerasan untuk merasa lebih superior atau berkuasa.

6. Kerentanan dalam Hal Maskulinitas

Ketika seorang laki-laki merasa bahwa maskulinitasnya dipertanyakan atau diragukan, mereka mencoba mengatasinya dengan menunjukkan kekuatan fisik atau seksual.

Baca Juga: Bentuk-Bentuk Eksploitasi Seksual, Jadi PR Penanganan Kekerasan Berbasis Gender

Mereka merasa perlu untuk membuktikan diri, yang bisa berujung pada perilaku kekerasan seksual.

7. Perasaan Terhina

Laki-laki yang sering kali merasa direndahkan atau tidak dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk pasangan, teman, atau keluarga, memungkinkan mereka menyalurkan perasaan terhinanya dengan melakukan kekerasan.

Dengan melakukan kekerasan seksual menjadi cara untuk membalas dendam atau mendapatkan kontrol.

8. Kesendirian

Laki-laki yang cenderung menyendiri dan kurang memiliki hubungan sosial yang bermakna lebih rentan untuk melakukan kekerasan seksual.

Ketidakhadiran hubungan sosial yang sehat dapat memicu isolasi emosional, membuat mereka lebih rentan untuk bertindak impulsif atau agresif.

9. Masalah Keterikatan Emosional

Ketidakmampuan untuk menjalin hubungan emosional yang sehat, atau ketidakmampuan untuk merasa terhubung secara intim dengan orang lain, dapat mendorong laki-laki untuk memaksakan keintiman melalui tindakan kekerasan seksual.

Baca Juga: Pentingnya Penanganan Kasus Kekerasan Seksual dengan Cepat untuk Melindungi Korban

Hal ini sering kali merupakan cara mereka untuk merasa berkuasa atau mengendalikan orang lain.

10. Masalah Seksual

Pelaku kekerasan seksual sering kali memiliki masalah dalam hal pandangan atau perilaku seksual.

Mereka mungkin tidak memahami konsep persetujuan atau merasa bahwa mereka berhak atas hubungan seksual tanpa mempertimbangkan keinginan orang lain.

Perilaku ini sering kali dipicu oleh distorsi seksual atau keyakinan bahwa kekerasan adalah bagian dari hubungan seksual.

(*)

Ken Devina

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Menyorot Kasus P Diddy, Ini Ciri Laki-Laki yang Berpotensi Lakukan Kekerasan Seksual