Minimalisir Dampak Penyakit Kritis, Ini Persiapan Awal yang Bisa Dilakukan

Citra Narada Putri - Rabu, 2 Oktober 2024
Meminimalisir dampak penyakit kritis.
Meminimalisir dampak penyakit kritis. (twinsterphoto/iStockphoto)

Parapuan.co - Gaya hidup modern yang kurang sehat, polusi lingkungan, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas menjadi faktor utama di balik peningkatan kasus penyakit kritis di Indonesia.

Data tahun 2023 dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan adanya lonjakan drastis kasus, hingga mencapai 29,7 juta jiwa.

Adapun delapan penyakit mematikan, termasuk jantung, kanker, dan stroke, berkontribusi besar pada angka tersebut.

Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan faktor lingkungan telah mengubah lanskap penyakit di Indonesia.

Penyakit kritis yang sebelumnya lebih banyak dialami oleh lansia, kini mulai menjadi ancaman bagi generasi muda.

Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes melitus pada kelompok usia produktif, yang berpotensi mengganggu produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.

Ironisnya lagi, di balik kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan, sering kali justru menyebabkan seseorang lebih banyak duduk atau berbaring dan tidak banyak melakukan aktivitas fisik.

Bahkan, berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, lebih dari sepertiga (37,4%) responden mengaku jarang melakukan aktivitas fisik, dengan 48,7% dari mereka menyebutkan tidak memiliki waktu yang cukup sebagai alasan utama.

Pola hidup ini memiliki dampak serius pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kritis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, kecemasan, bahkan risiko kematian dini.

Baca Juga: Make-A-Wish Indonesia Diluncurkan, Bawa Harapan bagi Anak dengan Penyakit Kritis



REKOMENDASI HARI INI

Jadi Film Eksorsisme Pertama di Indonesia, Begini Sinopsis Film Kuasa Gelap