"Awalnya, OE hanya berjualan offline dan online melalui situs OE. Namun saat pandemi, OE harus menutup seluruh gerai offline," ujar perempuan yang akrab dipanggil Kiki.
Baca Juga: 5 Rahasia agar Bisnis Batik Semakin Sukses dan Berkembang Pesat
Ia pun berupaya mempertahankan karyawan dengan fokus menjual produk yang tersisa. Imbasnya, OE saat itu terpaksa memutus kemitraan dengan perajin batik.
"Perajin yang kehilangan pemasukan ternyata tidak melanjutkan pembuatan batik untuk beralih membuat produk yang lebih relevan dengan kondisi saat itu, seperti celana jogger. Kami pun sadar bahwa jika generasi penerus tidak berperan memberdayakan perajin batik, maka industri batik bisa mati," jelasnya lagi.
Hal tersebut membuat Rizki bertekad membuat OE lebih mapan agar bisa terus menjaga lapangan pekerjaan sekaligus melestarikan wastra nusantara.
Berkat kerja keras dan inovasi yang tiada henti, OE telah berkembang pesat.
Saat ini, OE telah berhasil memberdayakan sekitar 50 karyawan dan menjalin kerjasama dengan delapan rumah produksi di berbagai daerah penghasil batik.
Dengan menggunakan bahan baku lokal 100%, OE tidak hanya berkontribusi pada perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat identitas Indonesia di kancah internasional.
OE tidak hanya sekadar memproduksi pakaian, tetapi juga menciptakan karya seni yang abadi.