Dalam penjelasannya, dr. Sari juga memaparkan bahwa teknik BLS tidak hanya berguna dalam kasus serangan jantung, tetapi juga dalam situasi lain seperti tenggelam, tersengat listrik, keracunan, dan kecelakaan.
“Jika seseorang mengalami henti jantung, dalam waktu empat menit pertama mereka harus segera mendapat pertolongan," ujar dr. Sari.
"Sehingga, jantung bisa kembali memompa darah. Aliran darah ke organ vital dapat berfungsi normal kembali," tambahnya.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat, dengan lebih dari 600.000 kematian setiap tahunnya.
Penanganan darurat berbasis teknik BLS ini terus dikembangkan melalui penelitian terbaru dan diorganisasikan ke dalam sistem Chain of Survival, yang memberikan kesempatan terbaik bagi pasien untuk pulih.
"Oleh Karena itu, BLS menjadi salah satu yang harus dipelajari oleh siapa saja agar dapat menyelamatkan nyawa seseorang," katanya.
Pengetahuan ini sangat krusial bagi masyarakat umum, karena siapapun dapat menemukan diri mereka dalam situasi darurat yang memerlukan tindakan cepat.
RSPI berharap melalui diskusi ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya pelatihan BLS.
Dengan mempraktikkan BLS, kawan Puan dapat berperan langsung dalam menyelamatkan nyawa orang-orang terdekat di situasi genting.
Baca Juga: Tahap Pertolongan Ketika Seseorang Hadapi Henti Jantung seperti Zhang Zhi Jie
(*)
Ken Devina