Langkah berikutnya adalah periksa apakah korban merespons.
Jika korban tidak memberikan respons, bernapas terengah-engah, atau bahkan tidak bernapas, kemungkinan besar pasien mengalami henti jantung. Kita bisa menepuk-nepuk badan, bahu dan denyut nadi.
Untuk memeriksa denyut nadi bisa di sekitar leher dan tangan, lakukan selama maksimal 10 detik.
3. Panggil Bantuan
Jika korban tidak responsif, segera panggil bantuan dari orang di sekitar atau hubungi panggilan darurat.
Tetap tenang dan berteriak untuk meminta tolong.
Sampaikan informasi penting seperti nama, lokasi kejadian, jenis kejadian, jumlah korban, kondisinya, dan kebutuhan yang diperlukan.
4. Lakukan Kompresi Dada
Posisikan diri di sebelah kanan pasien dan pastikan pasien berada di permukaan yang rata.
Lakukan kompresi dada dengan frekuensi 100-120 kali per menit dan kedalaman 5-6 cm. Kompresi harus dilakukan dengan kuat dan cepat.
Hentikan kompresi jika pasien mulai merespons atau tenaga kesehatan sudah tiba.
5. Posisikan Pasien untuk Mempertahankan Jalan Napas
Setelah kompresi, pastikan pasien dalam posisi yang mendukung jalan napas tetap terbuka.
Perlu dicatat bahwa tahapan BLS ini khusus untuk orang dewasa.
Untuk ibu hamil dan bayi/anak-anak, teknik yang digunakan berbeda dan memerlukan pendekatan tersendiri.
Dengan mempelajari dan menerapkan BLS, kita semua dapat berperan dalam menyelamatkan nyawa, terutama dalam situasi kritis.
Jadi, kawan Puan, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya BLS dan siap sedia untuk menghadapi keadaan darurat!
(*)
Ken Devina