Perubahan ini dianggap sebagai dampak langsung dari pemanasan global, yang semakin mempercepat pertumbuhan lumut di wilayah tersebut.
Sebelumnya, lumut hanya tumbuh dengan kecepatan kurang dari tiga milimeter per tahun.
Namun, dengan suhu yang lebih hangat dan curah hujan yang meningkat, pertumbuhannya semakin cepat.
Selain itu, kondisi lautan terbuka di sekitar Antartika yang lebih hangat menciptakan lingkungan yang lebih lembap, sehingga mendukung perkembangan vegetasi di benua ini.
Namun, fenomena penghijauan di Antartika tidak sepenuhnya menjadi kabar baik.
Para peneliti memperingatkan bahwa peningkatan tutupan tanaman dapat menyebabkan perubahan besar pada ekosistem yang rapuh di benua tersebut.
Dr. Olly Bartlett dari University of Hertfordshire dan salah satu pemimpin studi baru tersebut memperingatkan bahwa kondisi ini meningkatkan risiko masuknya spesies non-asli dan invasif, yang dapat dibawa oleh ekowisata, ilmuwan, atau pengunjung lainnya ke benua tersebut.
“Tanah di Antartika sebagian besar buruk atau tidak ada sama sekali, tetapi peningkatan kehidupan tanaman ini akan menambah bahan organik dan memfasilitasi pembentukan tanah,” ucap Dr. Olly.
Baca Juga: Bahas Krisis Iklim dan Robot Perempuan, Intip Trailer Film Korea JUNG_E