10 Cara Mengajarkan Anak Berani Speak Up saat Jadi Korban Kekerasan Seksual

Arintha Widya - Selasa, 8 Oktober 2024
Cara Mengajarkan Anak Berani Speak Up saat Jadi Korban Kekerasan Seksual
Cara Mengajarkan Anak Berani Speak Up saat Jadi Korban Kekerasan Seksual Zdenek Sasek

Parapuan.co - Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan menjadi korban kekerasan seksual.

Kekerasan seksual terhadap anak adalah masalah serius yang dapat berdampak jangka panjang pada korban.

Maka itu sebagai orang tua, penting untuk membekali anak dengan pengetahuan tentang keselamatan tubuh sejak dini.

Hal ini dilakukan agar mereka lebih berani speak up atau lapor jika mengalami atau menghadapi situasi tidak nyaman, khususnya yang mengarah pada kekerasan atau pelecehan seksual.

Meskipun pembicaraan semacam itu mungkin menakutkan, sebetulnya ada cara-cara sederhana yang bisa dilakukan supaya anak memahami batasan tubuh mereka, dan merasa aman untuk mengungkapkan perasaan jika terjadi sesuatu yang tidak pantas.

Berikut adalah beberapa langkah untuk mengajarkan anak agar berani speak up ketika menjadi korban kekerasan seksual seperti dikutip dari Child Mind!

1. Ajarkan Nama Bagian Tubuh dengan Benar Sejak Dini

Penting bagi anak untuk mengenal bagian tubuh mereka dengan nama yang tepat.

Penggunaan istilah yang benar seperti "vagina" atau "penis" sejak dini dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas terjadi.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2021: Ini Tips Mengajarkan Pendidikan Seksual Sejak Dini dari Psikolog

Mengajarkan anak untuk merasa nyaman menggunakan istilah ini juga mengurangi rasa tabu dan membuka jalur komunikasi yang sehat.

2. Jelaskan Bahwa Beberapa Bagian Tubuh Itu Privat

Ajarkan anak bagian tubuh yang privat, seperti area kelamin, yang tidak boleh dilihat atau disentuh oleh orang lain selain dalam kondisi tertentu.

Misalnya saat mandi dengan bantuan orang tua atau pemeriksaan oleh dokter di bawah pengawasan orang tua.

Pemahaman ini penting agar anak tahu siapa yang boleh dan tidak boleh melihat atau menyentuh tubuh mereka.

3. Berikan Pemahaman tentang Batasan Tubuh

Sampaikan dengan tegas bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyentuh bagian pribadi anak, dan anak juga tidak boleh diminta menyentuh bagian pribadi orang lain.

Ini membantu anak memahami batasan tubuh mereka dan membuat mereka lebih waspada jika ada seseorang yang melanggar batas tersebut.

4. Tanamkan Bahwa Rahasia Tubuh Tidak Boleh Disimpan

Baca Juga: Antisipasi Kekerasan terhadap Anak, Begini Cara Ajarkan Batasan Bagian Tubuh

Perilaku pelecehan sering kali disertai ancaman agar anak tidak mengungkapkan apa yang terjadi.

Ajarkan anak bahwa tidak ada yang boleh meminta mereka untuk menyimpan rahasia tentang tubuh.

Jika ada seseorang yang mencoba membuat mereka merahasiakan sesuatu terkait tubuh mereka, anak harus segera melaporkannya kepada orang tua.

5. Tidak Ada yang Boleh Mengambil Foto Bagian Pribadi

Dengan meningkatnya risiko eksploitasi online, penting untuk memberitahu anak bahwa tidak ada orang yang boleh mengambil foto bagian tubuh pribadi mereka.

Ini adalah langkah pencegahan penting untuk melindungi anak dari bahaya pedofilia dan perdagangan gambar ilegal anak di dunia maya.

6. Ajarkan Cara Keluar dari Situasi yang Membuat Tidak Nyaman

Sebagian anak mungkin merasa sulit untuk mengatakan "tidak" kepada orang yang lebih tua.

Ajarkan anak bahwa mereka memiliki hak untuk meninggalkan situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman, bahkan dengan orang dewasa.

Baca Juga: Stop! Foto Anak Korban Kekerasan Seharusnya Tidak Disebar di Media Sosial

Berikan anak kata-kata yang bisa digunakan, seperti alasan untuk pergi ke kamar mandi, sebagai cara untuk keluar dari situasi yang berpotensi berbahaya.

7. Buat Kode Rahasia untuk Keadaan Darurat

Ketika anak-anak semakin besar, kamu bisa membuat kode rahasia (safety code) yang bisa digunakan saat merasa tidak aman atau ingin dijemput.

Kode ini dapat membantu anak memberi tahumu secara diam-diam tanpa menarik perhatian orang di sekitar mereka.

8. Pastikan Anak Tahu Mereka Tidak Akan Dihukum Jika Speak Up

Anak-anak sering kali takut bercerita karena khawatir akan mendapatkan hukuman atau dihakimi.

Yakinkan anak bahwa apapun yang mereka ceritakan tentang keselamatan tubuh atau rahasia yang terkait dengan tubuh tidak akan membuat mereka mendapat masalah.

Ini penting agar anak merasa aman untuk melaporkan jika ada yang tidak beres.

9. Beri Tahu Sentuhan yang 'Menggelitik' atau Menimbulkan Sensasi

Baca Juga: Cegah Kejahatan Seksual pada Anak, 5 Bagian Tubuh Ini Tak Boleh Disentuh Orang Asing

Sentuhan yang terkait dengan kekerasan seksual sering kali tidak menyakitkan secara fisik, tetapi tetap merupakan pelecehan.

Orang tua harus mengajarkan bahwa sentuhan mungkin terasa menyenangkan/menimbulkan sensasi atau seperti "menggelitik".

Jika sentuhan itu diminta untuk dirahasiakan atau anak merasa tidak pantas dan tidak nyaman, maka tetap merupakan sesuatu yang harus dilaporkan.

10. Jelaskan Bahwa Aturan Ini Berlaku Bahkan untuk Orang yang Mereka Kenal

Penting untuk menekankan bahwa tidak hanya orang asing yang harus mereka waspadai.

Ajarkan anak bahwa bahkan orang yang mereka kenal dan suka, seperti teman, anggota keluarga, guru, atau pelatih, tidak boleh melanggar batasan tubuh mereka.

Pasalnya, anak-anak sering kali tidak menyadari bahwa pelaku pelecehan seksual bisa saja seseorang yang mereka kenal atau percaya.

Intinya, mengajarkan anak tentang keselamatan tubuh dan bagaimana berbicara saat mengalami kekerasan seksual adalah langkah penting dalam melindungi mereka.

Hal ini perlu diajarkan sedini mungkin, sehingga membangun kebiasaan positif dan keberanian untuk speak up ketika mereka dewasa.

Baca Juga: Sharena Delon Bahas Family Safety Code untuk Lindungi Anak dari Kejahatan, Apa Itu?

(*)

Sumber: childmind.org
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Sinopsis Film Hotel Mumbai Diangkat dari Kisah Nyata, Ini Bedanya dengan Kejadian Asli