Salah satu dampak biologis yang paling nyata adalah kesiapan rahim untuk hamil.
"Kesiapan secara biologis rahimnya belum kuat untuk dilakukan pembuahan, untuk ada janin di situ," jelas Gones saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (9/10/2024).
Kehamilan pada usia muda sangat berisiko terhadap kesehatan ibu maupun bayinya, termasuk kemungkinan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, hingga pendarahan persalinan.
Hal ini, menurut laporan dari laman Sehat Negeriku Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dapat meningkatkan risiko kematian pada ibu dan bayi.
Namun, risiko yang lebih berbahaya dari menikah muda justru datang dari dampak psikologisnya.
Pada usia muda, otak seseorang masih didominasi oleh amigdala, bagian otak yang berperan dalam pengaturan emosi.
Ini membuat remaja yang menikah cenderung lebih impulsif, emosional, dan kurang mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya.
"Pastinya akan mudah mengalami berbagai gangguan kesehatan mental, dari mulai stres, disharmoni relasi antarpasangan sendiri, juga bisa terkena gangguan kesehatan mental serius jika relasinya sudah benar-benar toksik," tambah Gones.
Contoh gangguan yang sering muncul antara lain depresi dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).