Parapuan.co - Kawan Puan, pernikahan memang merupakan ikatan sakral dua individu yang saling mengasihi dan berkomitmen.
Namun bila menikah dilakukan di usia terlalu muda, terutama bagi perempuan, dapat berdampak negatif pada banyak hal.
Secara fisik, menikah muda bagi perempuan membuat sistem reproduksi dan rahimnya belum cukup kuat untuk proses hamil hingga melahirkan.
Hal tersebut disinggung oleh psikolog Gones Saptowati sebagaimana mengutip Kompas.com di bawah ini!
Dampak Buruk Nikah Muda
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan untuk menikah muda termasuk dorongan orang tua, perjodohan, atau keinginan pribadi.
Sayangnya, banyak yang belum sepenuhnya siap secara mental untuk memasuki kehidupan pernikahan di usia muda.
Risiko kesehatan mental yang mengintai perempuan yang menikah muda menjadi perhatian serius bagi para ahli.
Menurut psikolog Gones Saptowati, menikah muda tidak hanya membawa dampak pada aspek biologis tetapi juga psikologis.
Baca Juga: Viral di TikTok Artis Nikah Muda, Berapa Batas Usia Menikah Menurut Undang-Undang?
Salah satu dampak biologis yang paling nyata adalah kesiapan rahim untuk hamil.
"Kesiapan secara biologis rahimnya belum kuat untuk dilakukan pembuahan, untuk ada janin di situ," jelas Gones saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (9/10/2024).
Kehamilan pada usia muda sangat berisiko terhadap kesehatan ibu maupun bayinya, termasuk kemungkinan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, hingga pendarahan persalinan.
Hal ini, menurut laporan dari laman Sehat Negeriku Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dapat meningkatkan risiko kematian pada ibu dan bayi.
Namun, risiko yang lebih berbahaya dari menikah muda justru datang dari dampak psikologisnya.
Pada usia muda, otak seseorang masih didominasi oleh amigdala, bagian otak yang berperan dalam pengaturan emosi.
Ini membuat remaja yang menikah cenderung lebih impulsif, emosional, dan kurang mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya.
"Pastinya akan mudah mengalami berbagai gangguan kesehatan mental, dari mulai stres, disharmoni relasi antarpasangan sendiri, juga bisa terkena gangguan kesehatan mental serius jika relasinya sudah benar-benar toksik," tambah Gones.
Contoh gangguan yang sering muncul antara lain depresi dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Baca Juga: Perempuan Menikah Muda, Berapa Sebenarnya Usia Ideal untuk Menikah?
Risiko Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Salah satu risiko terbesar dari pernikahan di usia muda adalah kemungkinan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Gones Saptowati mengatakan, "Apalagi jika ternyata pasangannya itu melakukan KDRT, maka bisa muncul ide bunuh diri pada si perempuan."
Kondisi ini sering kali diperburuk oleh kecenderungan perempuan yang enggan berbagi masalah yang mereka alami.
"Perempuan enggan menceritakan problemnya karena menganggap itu aib. Dipendam lama sekali akhirnya mengarah ke gangguan mental yang serius," ungkap Gones.
Dampak pada Laki-laki
Menikah muda bukan hanya membawa dampak bagi perempuan, tetapi juga laki-laki.
Apabila perempuan lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental, laki-laki cenderung menunjukkan gangguan perilaku.
"Laki-laki cenderung mengalami gangguan perilaku atau perilaku menyimpang, seperti kerap meminum minuman keras dan melakukan kekerasan," kata Gones.
Selain itu, gangguan perilaku lain yang mungkin muncul adalah perilaku seksual menyimpang, yang sering kali disebabkan oleh paparan konten-konten pornografi di usia muda.
Untuk itu, Kawan Puan perlu mempertimbangkan usia dan kesiapan mentalmu juga sebelum memutuskan menikah muda, ya.
Baca Juga: Ada 5 Tanda Kesiapan Perempuan Menikah di Usia Muda, Kamu Termasuk?
(*)