Parapuan.co - Kawan Puan, melakukan ekspor barang bagi pelaku UMKM bisa dibilang tidak mudah.
UMKM harus mempunyai kapasitas tertentu sebelum bisa mengekspor produk miliknya ke luar negeri.
CEO bisnis kerajinan kerang Syarif Ihsan memberikan bocoran tentang hal-hal yang menjadi tolok ukur UMKM bisa ekspor.
Apa saja? Simak informasinya sebagaimana dirangkum dari Kompas.com berikut ini!
"Sebagai agregator saya melihat dari sisi kualitas pasti yang pertama, kemudian harganya, dan yang ketiga kapasitasnya," papar Syarif.
"Dari saya sendiri juga ekspor produk kerajinan kerang pasti memerhatikan itu. Jadi tiga poin itu komponen penting untuk kita bisa stabil ekspornya. Karena kalau satu dari tiga itu kurang, akhirnya mengurangi nilai dari si UMKM itu," imbuhnya.
1. Kualitas
Menurut Syarif, hal pertama yang perlu diperhatikan UMKM dalam ekspor adalah kualitas produk.
Khususnya untuk produk kerajinan, kerapihan dan standar kualitas harus memenuhi permintaan buyer (pembeli).
Baca Juga: 5 Pertanyaan Ini Wajib Dijawab Jika Ingin Punya Produk Kosmetik yang Unik
Selain itu, kualitas packaging (kemasan) juga penting untuk memastikan produk tetap aman sampai di tangan buyer.
Syarif menyatakan bahwa ia selalu melakukan uji kualitas terhadap produk dan packaging sebelum dikirim.
"Kalau dari kami yang namanya keamanan packaging pasti sudah diperhitungkan. Artinya sebelum dikirim, kami juga akan menguji kualitas packaging-nya, apakah aman atau enggak," tutur Syarif.
"Ini sudah jadi SOP lah di kami untuk memastikan produk itu akan sampai dengan tidak ada kerusakan," katanya lagi.
2. Harga
Kedua, Syarif menekankan bahwa harga juga harus diperhitungkan dengan tepat sebelum UMKM mengekspor produk.
Harga yang ditawarkan tidak boleh terlalu murah ataupun terlalu mahal, dan sering kali buyer akan menentukan jumlah pesanan berdasarkan harga.
"Nah kalau misalkan dari harga ini sambil saya juga cerita dari pengalaman saya, kalau dari sisi harga sih menurut saya kompetitif ya," ujar Syarif.
"Artinya gak terlalu mahal dan gak terlalu murah selama buyer pun juga oke kita pun juga oke. Artinya itu tinggal kesepakatan dua belah pihak sih," ungkapnya.
Baca Juga: Hindari Jalankan Ide Usaha dengan Harga Produk Terlalu Murah, Ini Alasannya
Selain itu, negosiasi harga menjadi hal lumrah dalam ekspor, mirip dengan praktik tawar-menawar dalam pasar lokal.
3. Kapasitas
Syarif menambahkan, kapasitas produksi UMKM juga harus memadai untuk pesanan dalam jumlah besar, karena sering kali kualitas produk menurun ketika jumlah orderan meningkat.
Oleh sebab itu, UMKM harus mampu menjaga kualitas produk meski produksi dalam skala besar.
"Kami perlu lihat mereka harus bisa produksi dengan kapasitas yang besar tapi kualitasnya juga harus bagus, enggak boleh asal-asalan," tegas Syarif.
Biasanya, buyer melakukan pembelian dalam jumlah besar untuk menyesuaikan dengan ongkos kirim yang mahal, sehingga UMKM harus siap memenuhi pesanan tersebut agar buyer tidak mundur.
"Kalau UMKM-nya enggak siap ya otomatis nantinya buyer juga akan mundur. Berarti dari UMKM harus bisa menyanggupi kapasitas produksi," tambah Syarif.
Demikian tadi beberapa hal yang harus diperhatikan UMKM karena menjadi tolok ukur sebelum ekspor produk.
Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan, ya.
Baca Juga: Program Pelatihan Ini Persiapkan UMKM Perempuan agar Bisa Ekspor
(*)