Generasi sandwich harus membiayai kebutuhan hidup dirinya sendiri, sementara di saat yang bersamaan juga harus membantu biaya keluarganya.
Bukan tidak mungkin jika situasi ini menciptakan tekanan finansial yang besar.
Pada akhirnya seorang sandwich generation mengalami kesulitan menyisihkan uang untuk tabungan pensiun mereka sendiri karena pengeluaran yang membengkak.
Akibatnya, mereka berisiko tidak memiliki simpanan yang cukup saat mencapai usia pensiun.
2. Beban Emosional
Selain tekanan finansial, sandwich generation juga bisa berdampak pada kondisi kesehatan dan kesejahteraan emosional.
Dibandingkan laki-laki, perempuan lebih rentan mengalami stres ketika mereka menjadi sandwich generation.
Hal itu terjadi karena mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan orang tua mereka.
Baca Juga: Penyanyi Perempuan Idgitaf Isi Soundtrack Film Home Sweet Loan
Hal yang mereka pikirkan bukanlah dirinya sendiri, tapi juga orang lain di sekitarnya.
3. Tekanan Sosial
Tidak jarang, generasi sandwich merasa tekanan dari norma-norma sosial untuk menjalankan peran sebagai pengasuh tanpa mengeluh.
Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai keluarga, generasi ini mungkin merasa bersalah atau malu jika mereka tidak bisa memenuhi ekspektasi sosial terkait tanggung jawab keluarga.
Tekanan sosial ini bisa semakin berat, terutama jika orang di sekitar mereka tidak memahami beban yang mereka pikul.
Kawan Puan, itu tadi beberapa tantangan yang dihadapi perempuan yang berada dalam situasi sandwich generation seperti Kaluna di film Home Sweet Loan.
Apakah kamu juga demikian?
Baca Juga: 7 Tips Membeli Rumah dengan Gaji UMR ala Kaluna di Home Sweet Loan
(*)