Budaya Kerja di Jepang Dikenal Begitu Keras, Mengapa Demikian?

Saras Bening Sumunar - Selasa, 15 Oktober 2024
Budaya kerja di Jepang dikenal keras dan disiplin.
Budaya kerja di Jepang dikenal keras dan disiplin. maroke

Parapuan.co - Bukan rahasia jika budaya kerja di Jepang dikenal begitu keras.

Para pekerja di Jepang disebut memiliki etos kerja kuat, dedikasi tinggi, dan tentunya disiplin yang ketat.

Meski demikian, upah yang diberikan pada pekerjanya pun tak main-main.

Inilah yang mungkin menjadi alasan mengapa budaya Kerja di Jepang dikenal begitu intens dan membuat banyak orang asing ingin bekerja di sana.

Di lain sisi, muncul pertanyaan apakah Jepang menjadi negara pekerja keras?

Menurut sebuah survei Expedia Japan yang dirilis 2015 lalu, menemukan 53 persen orang Jepang tidak tahu berapa lama cuti tahunan yang mereka miliki.

Bukan hanya itu, survei tersebut juga menunjukkan sebanyak 52 persen peserta setuju jika keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan itu penting.

Dapat diartikan bahwa tingkat dedikasi pekerjaan yang tinggi membuat banyak karyawan merasa tidak bahagia.

Mengutip dari laman Japan Dev, kultur kerja karyawan Jepang sekitar 136,1 jam per bulan pada tahun 2021.

Baca Juga: Mengenal Supogomi, Tradisi Jepang yang Gabungkan Olahraga dengan Kepedulian Lingkungan

Sebelumnya, Jepang juga sempat memiliki rekor jam kerja tertinggi pada tahun 2012 lalu yakni 147,1 jam per bulan.

Kini budaya kerja di Jepang perlahan-lahan mulai berubah ke arah yang lebih sehat.

Pengurangan jam kerja yang signifikan merupakan langkah besar untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi pekerjanya.

Perusahaan-perusahaan kini juga mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jam kerja berlebihan.

Salah satunya tidak mempekerjakan karyawan melebihi waktu yang ditentukan atau jam kerja lembur terlalu lama.

Mengapa orang Jepang begitu keras dalam bekerja?

Kultur kerja keras orang Jepang sudah mengakar kuat dalam sejarah negaranya.

Sayangnya, di masa lalu dedikasi kerja yang tinggi ini mengakibatkan dampak buruk pada pekerjanya.

Baca Juga: Syarat Kerja di Jepang untuk Wanita, Wajib Paham 5 Ketentuan Berikut

Salah satunya mengakibatkan karoshi atau kematian karena terlalu banyak bekerja.

Lebih dalam, ada beberapa faktor yang membuat orang Jepang begitu keras dalam bekerja:

1. Keinginan Jepang untuk berada di level yang sama dengan negara barat

Masyarakat feodal Jepang ingin mencapai tingkat ekonomi tertinggi bahkan setara dengan negara-negara barat yang kuat.

Kini Jepang berhasil berada di titik tujuan mereka, namun hal ini berdampak pada kerja yang berlebihan.

2. Pola pikir kolektivis

Budaya kolektivis yang berlaku mengharuskan pekerja untuk memprioritaskan perusahaan dari diri mereka sendiri.

Dalam banyak kasus, hal ini memberi perusahaan kekuatan namun menggeser hak-hak karyawan.

3. Ketersediaan layanan yang nyaman

Alasan berikutnya di balik sifat kerja keras orang Jepang adalah berkaitan erat dengan ekspektasi budaya akan kenyamanan pelanggan.

Ada layanan ritel dan pengiriman 24 jam untuk pelanggan, namun hal ini membuat karyawan harus bekerja lembur.

Budaya kerja di Jepang yang ketat ini telah tertanam dalam benak banyak orang sampai saat ini.

Baca Juga: Karier Cemerlang di Negeri Sakura, Ikuti 3 Syarat Kerja di Jepang Ini

(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Tips Manfaatkan Uang Pesangon PHK Jadi Modal untuk Wirausaha