Baca Juga: Heboh Anak Diberi Nama Capres-Cawapres, Pakar Ungkap Prediksi Penamaan Bayi di Masa Depan
Yosef menjelaskan bahwa penggunaan nama belakang hanya lazim di beberapa budaya tertentu di Indonesia, seperti di Tapanuli atau Maluku.
"Nama belakang itu jarang digunakan, kecuali untuk beberapa budaya seperti di Tapanuli atau Maluku," ungkapnya.
Di sebagian besar daerah Indonesia, terutama di Jawa dan Sunda, nama belakang lebih sering berupa nama pribadi yang tidak menunjukkan garis keturunan keluarga.
3. Nama Berulang Jarang Digunakan
Salah satu perbedaan lain yang signifikan dalam penamaan anak di Indonesia adalah ketidaktertarikan orang Indonesia pada penggunaan nama yang berulang atau siklustik.
Di Eropa dan Jepang, nama-nama tertentu sering digunakan secara turun-temurun, tetapi hal ini jarang terjadi di Indonesia.
"Orang Indonesia bukan seperti orang Eropa atau Jepang yang memiliki kecenderungan untuk membuat nama siklustik," jelas Yosef.
Di Eropa, nama seperti Henry telah ada selama ribuan tahun dan masih digunakan hingga kini.
Di Jepang, nama-nama seperti Aoi, Kenji, dan Haruki sering diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebaliknya, orang Indonesia lebih suka mencari nama yang unik dan belum banyak digunakan.
"Orang Indonesia cenderung mencari nama yang paling baru, belum banyak dipakai, bahkan belum pernah dipakai sama sekali," ungkap Yosef lagi.
Itulah tadi beberapa ciri khas orang Indonesia dalam menamai anak. Kawan Puan setuju?
Baca Juga: Simak, Inspirasi Nama Anak dari Karakter di Sinopsis Series Bridgerton
(*)