Parapuan.co - Memilih nama untuk anak bisa jadi salah satu momen paling bermakna bagi orang tua.
Pasalnya, proses ini bukan hanya tentang memberikan identitas pada anak, tetapi juga mencerminkan budaya dan nilai-nilai keluarga.
Setiap negara memiliki caranya sendiri dalam memberikan nama, termasuk Indonesia.
Menurut Yosef Kelik, seorang Peracik Nama Bayi dan Jenama, orang Indonesia memiliki kebebasan yang unik dalam menamai anak-anak mereka.
"Kita itu mungkin, kalau dibandingkan dengan banyak budaya, lebih freestyle dalam urusan nama," ujar Yosef seperti dikutip dari Kompas.com.
Di Indonesia, tidak ada aturan baku dalam pemberian nama, yang memungkinkan variasi penamaan yang sangat beragam.
Berikut beberapa ciri khas orang Indonesia dalam memberikan nama kepada anak!
1. Kebebasan dalam Memilih
Salah satu ciri khas penamaan anak di Indonesia adalah kebebasan memilih nama dari berbagai budaya dan tradisi.
Baca Juga: Populer di Media Sosial, Ini 7 Ide Nama Anak untuk Calon Orang Tua Gen Z
Misalnya, seorang anak dari keluarga Betawi bisa memiliki nama yang berasal dari Bahasa Jawa, atau seorang Muslim bisa menggunakan nama yang terinspirasi dari mitologi Yunani atau tokoh-tokoh dalam tradisi agama lain.
"Ada yang Muslim pakai nama yang pada dasarnya adalah nama dewa di Agama Hindu atau tokoh mitologi Yunani dan Eropa. Itu bukan hal yang aneh bagi orang Indonesia," jelas Yosef.
Hal ini menunjukkan bahwa orang Indonesia sangat terbuka terhadap nama-nama dari budaya lain, tanpa merasa terikat oleh aturan yang kaku.
Selain itu, banyak orang tua Indonesia yang memilih menggunakan nama dari bahasa asing, bahkan jika mereka tidak memiliki keturunan dari negara tersebut.
Yosef juga mencatat bahwa beberapa orang Indonesia mulai menambahkan elemen bahasa dari negara lain dalam menamai anak mereka.
"Banyak yang menggunakan Bahasa Jepang, bahkan akhir-akhir ini ada yang menyelipkan Bahasa Korea di nama anaknya," tambahnya.
Fenomena ini menunjukkan ketertarikan terhadap budaya pop global, terutama dari negara-negara Asia Timur.
2. Jarang Menggunakan Surname Nama Belakang
Selain kebebasan dalam memilih nama depan, orang Indonesia juga dikenal jarang menggunakan nama belakang atau surname (nama keluarga).
Baca Juga: Heboh Anak Diberi Nama Capres-Cawapres, Pakar Ungkap Prediksi Penamaan Bayi di Masa Depan
Yosef menjelaskan bahwa penggunaan nama belakang hanya lazim di beberapa budaya tertentu di Indonesia, seperti di Tapanuli atau Maluku.
"Nama belakang itu jarang digunakan, kecuali untuk beberapa budaya seperti di Tapanuli atau Maluku," ungkapnya.
Di sebagian besar daerah Indonesia, terutama di Jawa dan Sunda, nama belakang lebih sering berupa nama pribadi yang tidak menunjukkan garis keturunan keluarga.
3. Nama Berulang Jarang Digunakan
Salah satu perbedaan lain yang signifikan dalam penamaan anak di Indonesia adalah ketidaktertarikan orang Indonesia pada penggunaan nama yang berulang atau siklustik.
Di Eropa dan Jepang, nama-nama tertentu sering digunakan secara turun-temurun, tetapi hal ini jarang terjadi di Indonesia.
"Orang Indonesia bukan seperti orang Eropa atau Jepang yang memiliki kecenderungan untuk membuat nama siklustik," jelas Yosef.
Di Eropa, nama seperti Henry telah ada selama ribuan tahun dan masih digunakan hingga kini.
Di Jepang, nama-nama seperti Aoi, Kenji, dan Haruki sering diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebaliknya, orang Indonesia lebih suka mencari nama yang unik dan belum banyak digunakan.
"Orang Indonesia cenderung mencari nama yang paling baru, belum banyak dipakai, bahkan belum pernah dipakai sama sekali," ungkap Yosef lagi.
Itulah tadi beberapa ciri khas orang Indonesia dalam menamai anak. Kawan Puan setuju?
Baca Juga: Simak, Inspirasi Nama Anak dari Karakter di Sinopsis Series Bridgerton
(*)