Baca Juga: Sama-Sama Reksa Dana, Ini Perbedaan Umum pada Instrumen RDPU dan RDPT
RDPU adalah gabungan dari deposito dan obligasi yang umumnya memberikan imbal hasil antara 3-6 persen per tahun, dengan tingkat risiko yang sangat rendah.
"Jadi dari tabungan misalnya sudah Rp300.000, kita pindahin ke RDPU," kata Rista.
"Misalnya udah rutin menganggarkan Rp100.000, yaudah di-top-up aja terus tiap bulan, nanti kan kita tahu kalau di RDPU pertumbuhannya begini, risikonya begini," imbuhnya lagi.
Setelah itu, kamu bisa menaikkan atau memindahkan RDPU ke instrumen investasi lanjutan dengan tingkat keuntungan lebih tinggi.
4. Menaikkan Tingkat Investasi ke Reksadana Pendapatan Tetap
Setelah terbiasa dan nyaman dengan RDPU, tahap berikutnya adalah memindahkan sebagian dana ke reksadana pendapatan tetap.
Instrumen ini menawarkan return lebih tinggi tetapi dengan risiko yang juga sedikit lebih besar.
"Kalau sudah nyaman dan tahu risikonya, naik ke tahap berikutnya reksadana pendapatan tetap," ungkap Rista.
Rista Zwestika juga menambahkan, "Investasi enggak bisa ujug-ujug langsung ke kripto, forex, saham luar negeri, dan lain-lain. Harus pelan-pelan, bertahap."
Baca Juga: Cocok untuk Pemula, Ini Tips Mulai Investasi Reksadana dari Maya Kamdani
5. Hindari Investasi Berisiko Tinggi di Tahap Awal
Seperti disinggung sebelumnya, hindari langsung tergiur oleh investasi dengan keuntungan tinggi seperti kripto atau forex, karena risikonya juga besar.
Belajarlah dari investasi kecil dengan risiko rendah, kemudian secara perlahan tingkatkan sesuai profil risiko yang bisa kamu tanggung.
Tujuannya adalah membangun mindset investasi yang kuat dengan modal kecil yang konsisten bertumbuh.
"Karena yang kita bangun adalah mindset investasi, bagaimana dari modal yang kecil ini bertumbuh dan kita dapetin keuntungan," papar Rista.
Secara keseluruhan, tahapan ini mengajarkan bahwa investasi perlu dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan faktor risiko serta kenyamanan finansial.
Dengan demikian, kamu bisa mencapai tujuan keuangan tanpa tergesa-gesa atau mengambil risiko berlebihan.
Bagaimana? Kawan Puan sudah paham langkah-langkah memulai investasi, kan?
Baca Juga: 6 Jenis Investasi untuk Mendapatkan Penghasilan Tambahan, Apa Saja?
(*)