Parapuan.co - Kawan Puan yang termasuk kelompok masyarakat kelas menengah perlu mulai sadar untuk melakukan investasi.
Berinvestasi bisa jadi strategi agar kamu tidak "turun kelas", serta memungkinkanmu "naik kelas".
Jangan khawatir soal modal, karena perencana keuangan Rista Zwestika menyebut bahwa investasi bisa dimulai dengan biaya rendah dan risiko minim.
Hal tersebut disampaikan Rista Zwestika dalam sebuah wawancara dengan PARAPUAN belum lama ini.
Kepada PARAPUAN, Rista menyebut bahwa investasi tidak dikategorikan berdasarkan kelas sosial.
Namun, siapapun yang baru ingin memulai investasi perlu memperhatikan tahap-tahap berikut ini!
1. Mulai dengan Investasi Leher ke Atas
Sebelum berinvestasi secara finansial, disarankan untuk "investasi leher ke atas", yaitu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang investasi, serta membangun kebiasaan disiplin dalam menyisihkan dana.
"Yang harus kita bangun dulu adalah rasa disiplin dan kenyamanan menyisihkan, bukan menyisakan. Harus disiplin dan merasa nyaman untuk menyisihkan di awal," jelas Rista Zwestika.
Baca Juga: 4 Instrumen Investasi Ini Bisa Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan
Artinya, kita perlu memahami konsep investasi dan terbiasa menyisihkan uang di awal, bukan sekadar sisa dari pengeluaran.
2. Menyisihkan Dana Secara Rutin ke Tabungan
Rista menambahkan, berinvestasi tidak harus memerlukan modal besar. Kamu bisa menyesuaikannya dengan jumlah dana yang kamu punya.
Tips dari Rista, ada baiknya sebelum berinvestasi secara rutin, sisihkan dulu uang ke dalam tabungan.
Langkah awal yang praktis adalah menyisihkan dana rutin dalam jumlah kecil (misalnya Rp50.000 atau Rp100.000) ke tabungan.
"Sisihkan dulu aja di tabungan. Kalau sudah disiplin menyisihkan setiap bulan, setiap minggu, atau setiap hari, kalau sudah nyaman dan dananya tidak diambil lagi, baru naik ke tahap berikutnya," imbuh Rista.
Tujuan tahap ini adalah melatih disiplin menabung dan menjaga agar dana tidak terganggu atau diambil untuk keperluan lain.
3. Memulai Investasi Rendah Risiko dengan Reksadana Pasar Uang (RDPU)
Jika sudah terbiasa menabung rutin, tahap berikutnya adalah mengalokasikan dana ke instrumen investasi berisiko rendah, seperti reksadana pasar uang (RDPU).
Baca Juga: Sama-Sama Reksa Dana, Ini Perbedaan Umum pada Instrumen RDPU dan RDPT
RDPU adalah gabungan dari deposito dan obligasi yang umumnya memberikan imbal hasil antara 3-6 persen per tahun, dengan tingkat risiko yang sangat rendah.
"Jadi dari tabungan misalnya sudah Rp300.000, kita pindahin ke RDPU," kata Rista.
"Misalnya udah rutin menganggarkan Rp100.000, yaudah di-top-up aja terus tiap bulan, nanti kan kita tahu kalau di RDPU pertumbuhannya begini, risikonya begini," imbuhnya lagi.
Setelah itu, kamu bisa menaikkan atau memindahkan RDPU ke instrumen investasi lanjutan dengan tingkat keuntungan lebih tinggi.
4. Menaikkan Tingkat Investasi ke Reksadana Pendapatan Tetap
Setelah terbiasa dan nyaman dengan RDPU, tahap berikutnya adalah memindahkan sebagian dana ke reksadana pendapatan tetap.
Instrumen ini menawarkan return lebih tinggi tetapi dengan risiko yang juga sedikit lebih besar.
"Kalau sudah nyaman dan tahu risikonya, naik ke tahap berikutnya reksadana pendapatan tetap," ungkap Rista.
Rista Zwestika juga menambahkan, "Investasi enggak bisa ujug-ujug langsung ke kripto, forex, saham luar negeri, dan lain-lain. Harus pelan-pelan, bertahap."
Baca Juga: Cocok untuk Pemula, Ini Tips Mulai Investasi Reksadana dari Maya Kamdani
5. Hindari Investasi Berisiko Tinggi di Tahap Awal
Seperti disinggung sebelumnya, hindari langsung tergiur oleh investasi dengan keuntungan tinggi seperti kripto atau forex, karena risikonya juga besar.
Belajarlah dari investasi kecil dengan risiko rendah, kemudian secara perlahan tingkatkan sesuai profil risiko yang bisa kamu tanggung.
Tujuannya adalah membangun mindset investasi yang kuat dengan modal kecil yang konsisten bertumbuh.
"Karena yang kita bangun adalah mindset investasi, bagaimana dari modal yang kecil ini bertumbuh dan kita dapetin keuntungan," papar Rista.
Secara keseluruhan, tahapan ini mengajarkan bahwa investasi perlu dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan faktor risiko serta kenyamanan finansial.
Dengan demikian, kamu bisa mencapai tujuan keuangan tanpa tergesa-gesa atau mengambil risiko berlebihan.
Bagaimana? Kawan Puan sudah paham langkah-langkah memulai investasi, kan?
Baca Juga: 6 Jenis Investasi untuk Mendapatkan Penghasilan Tambahan, Apa Saja?
(*)