Parapuan.co - Anjuran untuk melakukan skrining kesehatan jiwa minimal satu kali dalam setahun kini menjadi perhatian penting bagi masyarakat Indonesia.
Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi dini kondisi mental setiap individu, sehingga jika terdapat indikasi masalah, penanganan dapat segera dilakukan secara lebih cepat dan tepat.
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, menekankan bahwa skrining kesehatan jiwa harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Bahkan, skrining ini bisa dilakukan lebih dari sekali setahun jika diperlukan.
Imran juga menambahkan bahwa skrining kesehatan jiwa mencakup seluruh siklus hidup, termasuk ibu hamil, ibu nifas, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia, sehingga dapat melindungi berbagai kelompok usia dari risiko masalah kesehatan mental.
Bagi masyarakat yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti penderita penyakit kronis, skrining ini juga menjadi prioritas utama untuk dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
Skrining ini dianjurkan dilakukan tiga kali khusus untuk perempuan hamil, yaitu dua kali selama kehamilan di trimester pertama dan ketiga, serta sekali lagi pada masa nifas.
Rekomendasi ini diharapkan dapat membantu mencegah atau menangani masalah kesehatan mental yang mungkin timbul selama periode kehamilan dan pascapersalinan.
Layanan skrining kesehatan jiwa bisa diakses di puskesmas, baik yang berada di kota besar maupun daerah terpencil.
Baca Juga: Pentingnya Penerapan Mindful Parenting untuk Kesehatan Mental Anak
Imran menegaskan bahwa skrining kesehatan jiwa ini adalah bagian dari program pencegahan masalah kesehatan mental yang disediakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas, sehingga setiap puskesmas di seluruh Indonesia dapat melaksanakan kegiatan ini.
Kementerian Kesehatan juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan skrining kesehatan jiwa.
Salah satunya adalah dengan menyediakan layanan skrining digital melalui aplikasi SIMKESWA dan SATUSEHAT Mobile.
Aplikasi ini membantu mengumpulkan dan menganalisis data kesehatan jiwa secara lebih efektif, sehingga mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Selain itu, kapasitas tenaga kesehatan juga terus ditingkatkan melalui program orientasi skrining kesehatan jiwa yang telah dilaksanakan secara hybrid pada Juli 2024, dengan melibatkan lebih dari 3.000 tenaga kesehatan di 38 provinsi.
Untuk memperkuat pelaksanaan skrining ini, dana dekonsentrasi juga telah dialokasikan di 32 provinsi untuk orientasi dan sosialisasi skrining kesehatan jiwa di tingkat kabupaten/kota, termasuk bagi para pekerja di perkantoran yang berpotensi mengalami masalah kesehatan jiwa.
Kemenkes juga melakukan koordinasi dengan berbagai sektor untuk mendukung pelaksanaan skrining di seluruh lapisan masyarakat.
Dalam upaya memastikan pelaksanaan skrining berjalan efektif, Kemenkes melaksanakan monitoring, evaluasi, serta bimbingan teknis terkait skrining kesehatan jiwa di berbagai daerah.
Baca Juga: Bagaimana Cara Ibu Bekerja Jaga Kesehatan Mental agar Tak Burnout?