Laporan Decoding Global Talent 2024 mengungkap bahwa adopsi teknologi AI generatif di Indonesia semakin meluas, dengan 38 persen pekerja rutin memanfaatkan GenAI, angka yang hampir setara dengan rata-rata global sebesar 39 persen.
Pertumbuhan ini menunjukkan potensi Indonesia dalam memanfaatkan AI untuk mendukung dunia kerja, sejalan dengan strategi nasional kecerdasan buatan yang dicanangkan pemerintah guna meningkatkan kompetensi digital dan memperkuat produktivitas.
Para pekerja Indonesia mulai mengintegrasikan AI tidak hanya untuk membantu pekerjaan mereka, tetapi juga untuk meningkatkan pengembangan diri sehari-hari.
Sebanyak 88 persen pekerja telah mengenal AI dan lebih dari separuh responden telah menggunakan teknologi ini sejak tahun 2023.
Country Head of Marketing di JobStreet by SEEK, Sawitri, menjelaskan bahwa survei tersebut menunjukkan manfaat utama GenAI bagi pekerja Indonesia dalam meningkatkan efisiensi kerja, termasuk dalam menghemat waktu dan memudahkan pemenuhan tenggat.
"Pekerja di Indonesia saat ini memiliki tingkat kemandirian yang tinggi dalam mengelola teknologi ini, dengan sebagian besar pekerja aktif menyesuaikan output GenAI sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka," ucapnya dalam acara Media Breefing di Kantor Jobstreet, Jakarta Selatan pada Selasa (29/10/2024).
Bagi para pekerja, GenAI bukan hanya alat tambahan, melainkan menjadi mitra yang memperkuat efektivitas mereka dalam bekerja.
Selain mengungkap potensi GenAI, laporan ini juga memperlihatkan berbagai pendekatan yang dilakukan pekerja Indonesia dalam menggunakan AI di tempat kerja.
Beberapa di antaranya berperan sebagai GenAI Partner, yakni menggunakan AI untuk mendukung pekerjaan utama, sementara lainnya berfokus pada pemanfaatan strategis AI sebagai GenAI Expert untuk melakukan analisis mendalam dan penyempurnaan hasil.
Baca Juga: Perempuan Kerja Punya Risiko Lebih Besar Bersaing dengan AI, Kenapa?