Jangan Ambil Hati, Lakukan Ini Jika Anak Tiba-Tiba Memilih Salah Satu Orang Tua

Arintha Widya - Kamis, 31 Oktober 2024
Ketika anak memilih salah satu orang tua dan membuat salah satunya merasa patah hati.
Ketika anak memilih salah satu orang tua dan membuat salah satunya merasa patah hati. ibnjaafar

Parapuan.co - Kawan Puan yang seorang ibu, mungkin pernah mengalami saat di mana anak tiba-tiba enggan bersamamu dan jadi lengket dengan ayahnya.

Ketika anak memilih salah satu orang tua, orang tua yang tidak dipilih bisa saja merasakan sedih dan patah hati.

Namun, sebaiknya hal ini tidak diambil hati, karena itu bukan berarti anak membenci salah satu dari orang tuanya.

Anak-anak memilih salah satu orang tua bisa disebabkan karena ketidakseimbangan emosional.

Maka ketika hal tersebut terjadi padamu, cobalah cara yang disampaikan Parents Coach Madeleine Winter seperti merangkum Hand in Hand Parenting berikut ini!

1. Pahami Bahwa Anak Tidak Sedang 'Bertingkah'

Sering kali, perilaku anak yang tampak seperti "bertindak berlebihan" sebenarnya menunjukkan bahwa mereka sedang kehilangan keseimbangan emosionalnya.

"Ketika anak-anak tidak bisa bersikap seperti yang kita harapkan, maka mereka kehilangan hubungan baik dengan diri sendiri maupun orang lain," kata Madeleine.

Ketika ini terjadi, anak mungkin mengalami kesulitan dalam membuat pilihan yang baik atau berperilaku sesuai harapan.

Baca Juga: Ingin Liburan bersama Anak Terasa Menyenangkan? Begini Tipsnya

Artinya, mereka menunjukkan bahwa mereka membutuhkan bantuan kita untuk menyeimbangkan emosinya kembali.

2. Curhat dan Cari Dukungan

Ketika merasa terjebak dalam situasi sulit dengan anak, orang tua bisa memperoleh dukungan dengan berbicara kepada seseorang yang bersedia mendengarkan tanpa menghakimi.

Madeleine menyebut proses ini sebagai Listening Partnership, yaitu waktu mendengarkan satu sama lain sebagai cara untuk melepas beban emosi.

Dengan cara ini, orang tua dapat meredakan stres dan mendapatkan pandangan baru tentang interaksi dengan anak, menemukan pola tertentu, dan memikirkan cara penanganan yang lebih baik di masa depan.

3. Ciptakan Koneksi Lebih Dekat dengan Anak

Dalam menghadapi konflik atau kesulitan hubungan dengan anak, penting untuk fokus pada 1 on 1 time agar anak merasa lebih dekat dan didengar.

Madeleine menyarankan orang tua menghabiskan waktu khusus dengan anak dan mengikuti cara bermain atau aktivitas yang mereka inginkan.

Ini membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan orang tua, serta memberikan perhatian penuh yang dibutuhkan anak.

Baca Juga: Bagaimana Cara Memperkuat Kualitas Hubungan dengan Anak? Ini Tipsnya

Misalnya, orang tua bisa merencanakan waktu beberapa menit sesaat setelah tiba di rumah, membantu anak beradaptasi dengan perubahan situasi dengan cara yang menyenangkan.

4. Bantu Anak Mengatasi Beban Emosional

Anak sering kali membawa emosi yang tidak tersampaikan dan muncul dalam bentuk perasaan atau tindakan negatif di waktu tertentu.

Madeleine menyarankan, "Jika orang tua bisa mendengarkan ketika anak sedang tidak tenang, hal ini dapat mengurangi tekanan emosional yang mereka bawa."

Orang tua cukup mendengarkan hal-hal yang disampaikan anak tanpa segera mencoba memecahkan masalah.

Setiap kali orang tua hadir untuk mendengarkan, beban emosi anak akan berkurang, sehingga mereka lebih mampu menghadapi situasi yang sulit di lain waktu.

Orang tua juga dapat menggunakan waktu khusus atau 1 on 1 time untuk mendampingi anak menghadapi emosi mereka ketika waktu bersama tersebut berakhir.

5. Bekerja Sama dengan Pasangan

Diskusikan dengan pasangan tentang bagaimana sebaiknya membantu anak mengatasi emosinya jika hal semacam ini terjadi.

Baca Juga: Ini Pentingnya 1 on 1 Time, Waktu Berkualitas Orang Tua dengan Anak

Jika komunikasi dengan pasangan terkait masalah parenting tidak harmonis, orang tua dapat mencari bantuan pihak ketiga, seperti konselor.

Dengan cara ini, orang tua bisa membahas perbedaan pandangan dan menyusun rencana yang akan diterapkan secara bersama.

Madeleine juga menyarankan agar orang tua banyak melakukan hal-hal kecil dan sederhana bersama, sehingga memperbaiki hubungan dan dapat meredakan ketegangan.

Menyikapi Pilihan Anak dengan Bijak

Ketika anak memilih salah satu orang tua, jangan buru-buru merasa ditolak dan patah hati.

Situasi ini mungkin menunjukkan kebutuhan emosional anak yang memerlukan perhatian atau bantuan dalam mengatasi beban emosionalnya.

Dengan memahami, mendekatkan diri, serta bekerja sama dengan pasangan, orang tua bisa menghadapi tantangan ini dengan lebih bijak dan harmonis.

Nah, sekarang Kawan Puan sudah tahu kan harus bagaimana jika anak menolak bersamamu?

Baca Juga: Cuma 15 Menit, Ini 6 Tips Memaksimalkan 1 on 1 Time Bareng Anak

(*)

Sumber: Hand in Hand Parenting
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Milenial dan Gen Z Sebenarnya Kelahiran Tahun Berapa? Ini Jawabannya