Baca Juga: 5 Keterampilan yang Perlu Dimiliki Gen Z agar Sukses di Dunia Kerja
Hal ternyata semakin membuktikan bahwa bagi para pekerja Gen Z, kesehatan mental menjadi aspek yang tak terpisahkan dari kesejahteraan dirinya.
Menjadi Langkah Perusahaan Memperhatikan Kesehatan Mental Karyawan
Pada akhirnya, fenomena ini mendorong banyak perusahaan besar untuk melakukan langkah khusus terkait kesehatan mental karyawan termasuk penyesuaian hari kerja.
Erwin mencontohkan bahwa beberapa perusahaan di Eropa menerapkan sistem kerja empat hari dalam seminggu.
Bukan lima atau bahkan enam hari dalam seminggu, seperti di Indonesia.
Sementara beberapa perusahaan global membentuk jabatan baru yakni Chief Happiness Officer atau penanggung jawab untuk peningkatan kebahagiaan dan kesejahteraan karyawan,
"Dan berbagai korporat besar lainnya menciptakan posisi ini untuk memikirkan bagaimana agar anak-anak tidak cepat burnout," pungkasnya.
Kawan Puan, demikian penjelasan terkait pentingnya kesehatan mental bagi para pekerja Gen Z.
Kalau menurut kamu bagaimana? Perlu kah posisi Chief Happiness Officer di perusahaan?
Yuk, berikan komentarmu lewat kolom di bawah ini, ya!
Baca Juga: Lingkungan Kerja Seperti Apa yang Nyaman untuk Gen Z? Yuk, Simak!
(*)