Parapuan.co - Kawan Puan, kehidupan pernikahan yang awalnya penuh gairah dan kesenangan akan berubah seiring berjalannya waktu.
Tahun demi tahun berjalan, pasangan menikah akan merasakan berbagai perbedaan, mulai dari pendapat, kebiasaan, sudut pandang, dan sebagainya.
Meski perbedaan adalah hal lyang wajar dalam pernikahan, sebagian pasangan rupanya menghindari konflik demi menjaga hubungan, lho.
Personal coach dan edukator pernikahan Lyndsay Katauskas mengungkapkan, menghindari konflik sering kali jadi kebiasaan "baik" pasangan menikah.
Padahal, Lyndsay Katauskas menjelaskan bahwa kebiasaan menghindari konflik justru bisa berujung pada perceraian.
Mengapa demikian? Simak penjelasan Lyndsay Katauskas seperti dirangkum dari Your Tango di bawah ini!
1. Menghindari Konflik Tanda Pasangan Tidak Bisa Berkomunikasi dengan Baik
Pasangan yang bahagia adalah mereka yang mampu berkomunikasi secara terbuka, bahkan dalam topik yang sensitif atau penuh ketidaksepakatan.
Menurut penelitian dalam Handbook of Family Communication, pasangan yang berhasil mempertahankan pernikahan ialah mereka yang mampu menyampaikan perbedaan pendapat, tanpa membiarkan konflik merembet ke aspek lain dari hubungan.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Punya Solusi Unik untuk Menyelesaikan Konflik dalam Hubungan
Belajar untuk menerima perbedaan pendapat dan tetap melanjutkan hubungan dengan saling menghargai merupakan kunci keberhasilan pernikahan.
2. Tidak Mencari Titik Netral
Pendekatan netral dalam mengatasi konflik menjadi salah satu cara paling efektif untuk menghindari pertengkaran yang lebih besar.
Misalnya, ketika ada masalah, pasangan menentukan waktu yang nyaman untuk mendiskusikannya, seperti pada Sabtu sore setelah makan siang ketika suasana lebih tenang.
Penundaan ini memberikan waktu untuk meredakan emosi masing-masing, sehingga masalah bisa dibicarakan secara rasional.
Menentukan waktu khusus untuk membahas masalah keluarga, keuangan, atau pekerjaan juga sangat bermanfaat.
Dengan begitu, setiap pasangan tahu bahwa mereka memiliki waktu dan tempat yang aman untuk mengungkapkan pikiran tanpa takut dihakimi.
3. Menutup Pikiran terhadap Pendapat Lain
Ketika konflik dihadapi di tempat dan waktu yang netral, kedua belah pihak lebih mungkin untuk terbuka.
Baca Juga: Hindari Menanyakan 3 Hal Ini ke Suami Agar Rumah Tangga Tetap Harmonis
Penelitian dari Journal of Family Psychology menemukan bahwa komunikasi yang sehat dalam pernikahan sangat berkaitan dengan kepuasan hubungan.
Membahas masalah sebelum menjadi konflik besar merupakan cara terbaik untuk menjaga kesehatan pernikahan.
Jika merasa ada potensi ketidaksepakatan yang bisa memicu konflik, hindari membahas topik tersebut ketika suasana sedang tidak kondusif.
Peka terhadap tanda-tanda emosional dalam hubungan membantu mencegah konflik dan menjaga keharmonisan.
Menghindari konflik mungkin terasa lebih mudah dan aman. Namun, pendekatan ini justru membuat masalah tak pernah benar-benar selesai dan hanya menambah beban emosional.
Menahan amarah atau emosi negatif untuk menghindari konflik bukanlah solusi, melainkan jalan menuju perceraian.
Latih diri untuk menghadapi konflik dengan cara yang terbuka dan membicarakannya hingga masalah selesai.
Lyndsay Katauskas menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka untuk menyelesaikan perbedaan.
Jadi, jika kamu dan pasangan memiliki perbedaan, cobalah menghadapinya dengan komunikasi yang terbuka.
Menghindari konflik mungkin terlihat seperti kebiasaan "baik", tetapi ini adalah langkah awal menuju permasalahan yang lebih besar dalam hubungan.
Baca Juga: Bisa Picu Konflik, Pahami Pentingnya Uang dalam Hubungan Pernikahan
(*)