Atasi 3 Beban Malnutrisi, Ini Pentingnya Industri Susu untuk Penuhi Kebutuhan Gizi

Citra Narada Putri - Selasa, 5 November 2024
Frisian Flag Indonesia resmikan pabrik susu terbarunya di Cikarang, Bekasi.
Frisian Flag Indonesia resmikan pabrik susu terbarunya di Cikarang, Bekasi. (Dok. Frisian Flag Indonesia)

Parapuan.co - Stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak masih menjadi masalah yang belum bisa teratasi secara optimal di Indonesia.

Padahal, pemenuhan gizi untuk penanggulangan stunting masuk dalam prioritas pemerintah dengan disusunnya Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting).

Strategi ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024 dan meningkatkan status gizi anak dan perempuan di seluruh Indonesia.

Kendati demikian, penurunan angka stunting masih belum sesuai harapan.

Program tersebut dinilai belum mengatasi tiga beban malnutrisi yaitu gizi kurang, defisiensi mikronutrien, dan gizi lebih, sebagaimana temuan Studi South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) di Indonesia yang melibatkan 3.000 anak di 21 kabupaten/kota di 15 provinsi.

Selain mendapati masih terjadi triple burden di Indonesia, studi SEANUTS II juga mendapati prevalensi stunting di perkotaan mencapai 20,6 persen dan di pedesaan mencapai 33,6 persen.

Dr. Marudut Sitompul, MPS, Ketua DPP PERSAGI Bidang Ilmiah, dan Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II, mengatakan bahwa perlunya partisipasi aktif masyarakat untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemenuhan zat gizi yang berkualitas, seperti susu.

“Masyarakat perlu memahami pentingnya berbagai zat gizi yang terdapat di dalam susu yang diperlukan di setiap tahap kehidupan," ujar Dr. Marudut.

Susu merupakan bagian dari berbagai jenis pangan yang terdapat di dalam pedoman gizi seimbang yang disusun oleh pemerintah (Permenkes Nomor 41 tahun 2014) untuk dapat meningkatkan status gizi anak, perempuan, dan keluarga secara keseluruhan.

Baca Juga: Dorong Orang Tua Cegah Malnutrisi Lewat Asupan Gizi Seimbang

Berdasarkan best practise di beberapa negara, susu juga mempunyai manfaat yang besar dalam membantu pemerintah menekan tiga beban masalah gizi, yaitu gizi kurang, defisiensi mikronutrien, dan gizi lebih, termasuk di dalamnya stunting, pada masa pertumbuhan anak.

Pada usia dewasa hingga usia lanjut dapat mengurangi atau menekan masalah osteoporosis atau kekeroposan tulang dimana prevalensinya semakin meningkatkat seiring waktu.

"Dengan meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat akan membentuk pondasi bangsa yang kuat untuk menang,” tambahnya.

Untuk mengatasi masalah tiga beban malnutrisi tersebut, susu memiliki peran penting yang tak bisa dianggap remeh. 

“Industri susu memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan gizi bangsa dan ikut serta membangun daya saing sumber daya manusia Indonesia melalui gizi," ujar Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, Ahli Teknologi Pangan IPB.

Melalui penerapan teknologi produksi yang modern dan terkendali secara optimal, industri tidak hanya mampu menjamin keamanan pangan produk susu, tetapi juga menawarkan berbagai pilihan produk susu dengan nilai gizi dan mutu yang lebih beragam.

"Dengan demikian, masyarakat memiliki akses yang lebih luas terhadap produk susu sesuai dengan kebutuhan gizi mereka. Upaya ini sejalan dengan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui gizi yang optimal,” tutur Prof. Purwiyatno lagi.

Pentingnya susu dalam pemenuhan gizi memberikan ruang besar bagi perusahaan susu untuk berkontribusi pada pemecahan masalah gizi yang dihadapi Indonesia.

Baca Juga: Bantu Hindari Risiko Stunting pada Anak, Asupan Protein Jadi Kunci

Misalnya seperti yang dilakukan oleh Frisian Flag Indonesia (FFI), yang baru saja meresmikan pabrik terbarunya di Cikarang, yang akan memproduksi 700 juta hingga 1 miliar kilogram produk susu per tahun. 

Pabrik baru di Cikarang ini akan menghasilkan produk-produk susu dalam berbagai format yang dibutuhkan keluarga Indonesia.

“Kapasitas produksi di pabrik baru yang lebih besar memungkinkan FFI memberikan akses ke lebih banyak konsumen di setiap tahap kehidupan mereka. Hal ini juga memperkuat keinginan FFI untuk lebih berperan dalam menyediakan gizi terpercaya bagi keluarga Indonesia,” kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.

Penjelasan Andrew sejalan dengan visi Nourishing Indonesia to Progress dan misi membangun Indonesia yang sehat, sejahtera, dan selaras dari perusahaan.

FFI juga terus berbagi pengetahuan tentang kebaikan dan nutrisi susu dengan menghadirkan para pakar gizi dan industri susu.

Pabrik FFI di Cikarang dibangun dengan fasilitas unggulan dan teknologi ramah lingkungan yang menerapkan standar produksi susu dunia.

Penggunaan Biomass Boiler untuk menghasilkan tenaga uap, pengelolaan air dalam lingkungan pabrik melalui fasilitas Waste Water Recycling, pallet ramah lingkungan, serta menggunakan sistem atap Solar Panel untuk memanfaatkan sinar matahari menjadi perhatian utama FFI untuk mewujudkan praktik bisnis berkelanjutan.

Pabrik Cikarang menargetkan produksi hingga 1 miliar kilogram produk susu setiap tahunnya.

Pembangunan pabrik baru ini menelan investasi Rp3,8 triliun dan akan meningkatkan penyerapan pasokan susu segar dalam negeri dari belasan ribu peternak sapi perah rakyat di Indonesia yang berarti turut berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan peternak.

(*)

Baca Juga: Pelanggaran Kode Etik Jadi Alasan PP No 28 Tahun 2024 Melarang Susu Formula Beriklan



REKOMENDASI HARI INI

Tips Switch Career buat Perempuan: 2 Langkah Memulai Jalur Karier Baru