Parapuan.co - Hasil Pemilu Amerika 2024 memang belum terlihat mengingat pemilihan presiden baru dilakukan pada 5 November kemarin.
Meski hasil Pemilu Amerika 2024 belum keluar, namun nama Kamala Harris sudah digadang-gadang berada di ambang sejarah.
Bila memenangkan Pemilu Amerika 2024, Kamala Harris tentu akan menjadi presiden perempuan pertama di negara tersebut.
Mengutip Time, kedua kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Kamala Harris memiliki peluang yang sama untuk menang.
Namun, tim kampanye Kamala kini disebut-sebut mempunyai optimisme yang berbeda dibandingkan dengan saat mencalonkan Hillary Clinton pada 2016 lalu.
Hanya saja, tak dapat dimungkiri bahwa optimisme tersebut juga menyimpan kekhawatiran.
Para pendukung Kamala Harris merasakan harapan dan kegelisahan yang datang silih berganti, bergantung pada perkembangan hasil pemungutan suara.
Lantas, apa yang bisa terjadi jika Kamala Harris memenangkan Pemilu Amerika 2024?
Perjuangan untuk Hak-Hak Perempuan
Baca Juga: Masuk Daftar Forbes 50 Over 50, Ini 10 Fakta Kamala Harris Wapres AS
Melansir The Guardian, sejak kekalahan Hillary Clinton, banyak perubahan telah terjadi di Amerika.
Kekalahan Hillary Clinton dan kemenangan Donald Trump memicu gerakan perempuan yang lebih besar.
Mereka turun ke jalan, membentuk kelompok perlawanan, membantu memilih rekor jumlah perempuan ke Kongres pada 2018, dan menciptakan perubahan besar melalui gerakan #MeToo.
Mereka juga mengalami kehilangan hak aborsi akibat keputusan Mahkamah Agung yang mencabut Roe v. Wade, yang kemudian mendorong mereka untuk mendukung Demokrat di berbagai pemilu.
Meski Kamala Harris menghindari sorotan gendernya, ia aktif berkampanye untuk hak-hak perempuan.
"Ia mungkin tidak merangkai isu-isu berdasarkan gender, tetapi Harris adalah presiden atau wakil presiden pertama yang mengundang penyedia aborsi ke Gedung Putih dan mengunjungi penyedia aborsi," kata Christina Reynolds.
Christina Reynolds adalah seorang wakil direktur senior bidang komunikasi untuk komite aksi politik pendukung kandidat perempuan, Emily’s List.
Sejak pencabutan Roe v. Wade, hak aborsi menjadi isu utama bagi pemilih, khususnya perempuan.
Sebuah survei dari Pew Research Center pada Mei 2024 menunjukkan bahwa 63 persen orang Amerika mendukung legalisasi aborsi dalam sebagian besar kasus.
Baca Juga: Kamala Harris Buka Suara Perihal Masalah Perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko
Di konvensi nasional Demokrat, beberapa perempuan berbagi kisah memilukan tentang bagaimana mereka ditolak perawatan medis di negara bagian yang membatasi aborsi.
Tanda-Tanda Kemajuan
Kamala Harris menjalankan kampanyenya di tengah situasi negara yang terpecah.
Ia menyampaikan kepada lebih dari 75.000 orang bahwa dirinya akan menjadi "presiden untuk semua warga Amerika" dan "selalu mengutamakan negara di atas kepentingan partai atau pribadi".
Kehadiran perempuan di posisi kekuasaan sudah semakin terlihat sejak Kamala Harris menjadi wakil presiden dan Nancy Pelosi sebagai Ketua DPR.
Pada 2017, hanya ada 105 perempuan dari 535 anggota Kongres AS, tetapi sekarang jumlah itu meningkat menjadi 150.
"Kita masih punya jalan panjang," kata Christina Reynolds. "Kini masyarakat tidak lagi otomatis menganggap kata 'kandidat' merujuk pada pria. Itu kemajuan."
Meski belum bisa diprediksi secara pasti apa yang akan terjadi jika Kamala Harris menjadi presiden perempuan pertama Amerika, hal ini dianggap sebagai kemajuan dalam situasi pemilihan umum.
Artinya di ranah politik Amerika, perempuan bisa mencapai puncak karier tertingginya sebagai seorang pemimpin negara. Bagaimana menurut Kawan Puan?
Baca Juga: Profil Kamala Harris, Wapres Joe Biden yang Bakal Maju Jadi Capres AS
(*)