2. Merasa Bersalah
Anak-anak sering kali merasa bersalah atas masalah dalam keluarga, termasuk perselingkuhan.
Mereka mungkin merasa bahwa mereka berperan dalam keretakan hubungan orang tuanya, walaupun sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali.
Anak-anak dari keluarga yang mengalami konflik sering kali merasa bingung dan salah paham, bahkan bisa menyalahkan diri mereka sendiri atas terjadinya perpecahan.
3. Masalah Kecemasan dan Depresi
Anak-anak yang terlibat dalam situasi perselingkuhan orang tua cenderung lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Ketika mereka harus menyaksikan konflik dan ketidakstabilan dalam rumah tangga, mereka mungkin merasakan tekanan emosional yang besar.
Stres akibat konflik keluarga dapat memicu gejala depresi dan kecemasan, serta membuat mereka sulit mengelola emosi mereka.
Demikianlah berbagai dampak perselingkuhan orang tua pada kesehatan mental anak.
Membawa buah hati ke psikolog anak bisa jadi salah satu cara mengatasi traumanya.
Baca Juga: Memahami Peran Komunikasi Mencegah Perselingkuhan dalam Rumah Tangga
(*)